Saat batuan luar angkasa jatuh ke Bumi, udara pada batuan tersebut dapat membuat permukaannya menjadi sangat panas.
Udara panas tersebut kemudian membentuk ekor di sekitar permukaan batuan ketika menembus atmosfer, sehingga kita melihatnya sebagai bintang jatuh.
Nah, sedangkan hujan meteor adalah kondisi ketika banyak bintang jatuh dari angkasa yang terlihat di langit malam.
Mengapa Ada Hujan Meteor?
Hujan meteor berhubungan dengan komet, benda besar terbuat dari debu dan es, yang bisa mengorbit Matahari.
Komet bisa melakukan perjalanan mendekati Matahari. Ketika semakin dekat dengan Matahari, sebagian permukaan es pada komet akan menguap.
Penguapan ini kemudian menghasilkan banyak partikel debu dan batuan. Puing-puing hasil penguapan akan bertebaran di sepanjang jalur komet.
Dalam beberapa kali setiap tahun, ketika Bumi mengelilingi Matahari, Bumi akan melintasi orbit komet.
Dengan begitu, Bumi bisa bertabrakan dengan hasil penguapan komet yang berupa batuan dan puing-puing tersebut, menyebabkan hujan meteor.
Nah, puncak hujan meteor Taurid Utara yang akan terjadi dalam waktu dekat, disebabkan oleh puing-puing berupa es dan debu dari komet 2P/Encke saat melewati tata surya kita.
Puing-puing dari Encke ini berukuran besar dan tersebar, sehingga memerlukan waktu agak lama untuk melewati Bumi.
Baca Juga: 11 November Akan Ada Puncak Hujan Meteor Taurid Utara, di Mana Bisa Terlihat?