Ilmuwan Pertama Kali Melihat Aurora di Matahari, Bagaimana Bentuknya?

By Fransiska Viola Gina, Senin, 20 November 2023 | 17:00 WIB
Terjadinya fenomena aurora di Matahari. (Live Science/Sijie Yu)

Seorang astronom bernama Sijie Yu menyebut bahwa ini sangat berbeda dengan ledakan radio Matahari.

Sebab, ledakan radio Matahari hanya bersifat sementara dan berlangsung beberapa menit atau jam.

Menurut para astronom, ini adalah penemuan yang menarik terkait proses magnetik pada para bintang.

Perbedaan Aurora Bumi dan Matahari

Di Bumi, aurora adalah hasil dari puing-puing energik Matahari yang melintasi atmosfer dekat dengan kutub.

Wilayah ini medan magnet pelindungnya paling lemah sehingga molekul melepas energi bentuk cahaya.

Puing Matahari terlempar menjauh dari Matahari ketika medan magnet itu menjadi kusut sebelum putus.

Pelepasan energi yang dihasilkan itu jadi memicu jilatan api Matahari dan lontaran massa koronal atau CME.

Dengan mengarahkan teleskop ke bintik Matahari, para peneliti mendeteksi emisi mirip aurora di atasnya.

Tidak seperti aurora di Bumi, emisi aurora bintik Matahari ini terjadi pada frekuensi ratusan ribu-1 juta kHz.

Ini akibat langsung dari medan magnet bintik Matahari yang ribuan kali lebih kuat dari medan magnet Bumi.

Baca Juga: Beberapa Tahun ke Depan Akan Jadi Musim Aurora Paling Indah, Mengapa Begitu?