Bentuk Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Pendudukan Jepang, Materi IPS

By Fransiska Viola Gina, Jumat, 23 Februari 2024 | 12:00 WIB
Bentuk perlawanan rakyat terhadap pendudukan Jepang. (freepik)

Seikerei adalah penghormatan kepada kaisar Jepang dengan membungkukkan badan ke arah Tokyo.

Karena bertentangan dengan ajaran Islam, maka kebijakan ini ditolak oleh para ulama dan rakyat Cot Plieng.

Peristiwa perlawanan yang terjadi pada November 1942 dilakukan di bawah kepemimpinan Tengku Abdul Jalil.

2. Perlawanan Rakyat Singaparna

Pada 1944, terjadi perlawanan rakyat Singaparna di Tasikmalaya. Perlawanan ini dipimpin oleh K.H. Zaenal Mustafa.

Perlawanan ini bermula dari kegiatan romusha dan pemaaksaan Jepang untuk melakukan tradisi seikerei.

Hal ini membuat rakyat Singaparna melakukan perlawanan terhadap Jepang pada bulan Februari tahun 1944.

Awalnya, masyarakat berhasil melawan sejumlah tentara serta merebut senjata para tentara Jepang, teman-teman. 

Sayangnya, pihak Jepang memberi perlawanan yang lebih kuat sehingga membuat rakyat terpaksa harus mundur.

3. Perlawanan Rakyat Indramayu

Pada bulan April 1944, terjadi perlawanan santri di daerah Indramayu di bawah pimpinan Haji Madriyas.

Penyebabnya adalah rakyat Indramayu yang tidak tahan terhadap kekejaman yang dilakukan oleh serdadu Jepang.

Selain itu, pada Juli di tahun yang sama, muncul perlawanan lain di Desa Cidempet, Kecamatan Lohbener.

Baca Juga: Mengapa Perlawanan terhadap Belanda Mengalami Kekalahan? Materi Kelas 5 SD