Para astronom meneliti menggunakan spektrum dari 200 ribu galaksi yang terlihat di seluruh alam semesta.
Data-data penelitian itu didapatkan dari teleskop antariksa Hubble.
Di pertengahan penelitian, para astronom menyadari kalau dari skala besar, mereka bisa melihat apa warna rata-rata dari alam semesta.
Nah, untuk menentukan warna rata-rata alam semesta, para peneliti memanfaatkan warna yang bisa ditangkap oleh cahaya tampak.
Mereka kemudian menghilangkan efek pergeseran merah, dan berhasil menemukan warna pertama yang terpancar dari galaksi dan objek lainnya.
Dengan banyak sampel yang didapat, para astronom membuat komputerisasi rentang spektrum dari seluruh galaksi termasuk bintang dan awan gas.
Nah, dari sebaran rentan spktrum, mereka menemukan warna rata-rata alam semesta yaitu krem atau cosmic latte.
Pemilihan Nama Cosmic Latte
Sebelum diberi nama cosmic latte, Ivan Baldry sang astronom menyebut kalau warna rata-rata alam semesta adalah pink mendekati putih.
Bahkan ia merasa warna itu tidak ada bedanya dengan warna putih, lo.
Baca Juga: Seberapa Sering Supernova Terjadi di Alam Semesta? Ini Penjelasannya