Upaya ini berupa pemotongan nilai uang senilai 2,50 rupiah ke atas menjadi setengah dari nilai uang itu.
Melalui kebijakan ini, jumlah uang yang beredar di masyarakat bisa dikurangi dan inflasi pun bisa turun.
Sayangnya, kebijakan ini tak cukup untuk mengatasi kekacauan ekonomi. Inflasi kembali terjadi pada 1953.
2. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng
Sistem Ekonomi Benteng adalah usaha pemerintah untuk mengubah struktur ekonomi kolonial jadi nasional.
Struktur ekonomi kolonial membawa dampak perekonomian Indonesia yang banyak didominasi perusahaan asing.
Kondisi dominasi perusahaan asing inilah yang dingin diubah melalui sistem ekonomi Gerakan Benteng ini.
Ada beberapa program yang dimiliki oleh sistem ekonomi gerakan bentang ini. Berikut ini di antaranya:
- Menumbuhkan kelas pengusaha pribumi
- Pemberian kesempatan usaha bagi pengusaha pribumi
- Pemberian program bimbingan bagi pengusaha pribumi
- Pemberian kredit bagi masyarakat pribumi
Sayangnya, dalam pelaksanaan sistem ekonomi ini, para pengusaha lokal tak bisa bersaing dengan pengusaha asing.
3. Finansial Ekonomi (Finek)
Di masa Kabinet Burhanuddin Harahap, Indonesia mengirim delegasi ke Belanda untuk merundingkan Finansial Ekonomi.
Baca Juga: Dampak Permasalahan Lingkungan terhadap Kondisi Sosial, Materi Kelas 5 SD
Perundingan ini dilakukan pada 7 Januari 1956. Rancangan persetujuan Finek yang diajukan Indonesia, yakni:
- Pembatalan persetujuan Finek hasil Konferensi meja Bundar
- Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral
- Hubungan Finek didasarkan atas Undang-Undang Nasional
Namun, usul Indonesia ini tidak diterima sehingga pemerintah Indonesia secara sepihak melaksanakan rancangan Finek.