Pada tahun 1400 an saat Kampong Anyer masih menjadi pusat pemerintahan, banyak warga yang memiliki prahu pribadi.
Prahu menjadi alat transportasi penting yang dimiliki setiap keluarga dan selalu disimpan di bagian bawah rumah apungnya.
Tapi kini, pusat pemerintahan sudah dipindahkan dan wilayah Kampong Anyer menjadi salah satu tempat wisata yang banyak dikunjungi wisatawan.
Kondisi sosial budaya di Brunei Darussalam banyak dipengaruhi oleh agama yang pernah masuk di negara ini.
Pada awalnya, penduduk di Brunei Darussalam menganut agama Hindu-Buddha.
Informasi itu didapat dari adanya banyak tiruan stupa pada beberapa wilayah di Brunei.
Keberadaan stupa itu merupakan tanda atau kebiasaan dari para musafir yang beragama Hindu-Buddha.
Musafir yang beragama Hindu-Buddha memiliki kebiasaan untuk membantun stupa di tempat yang didatangi sebagai tanda kedatangannya dalam mengembangkan agama.
Namun kemudian negara ini didatangi juga dengan agama Islam yang diketahui dengan adanya batu nisan tua.
Agama Islam pun menjadi agama yang diterima baik bukan hanya oleh penduduk tapi juga oleh keluarga kerajaan Brunei.
Bahkan menurut catatan sejarah, agama Islam masuk setelah Syarif Ali diangkat menjadi Sultan Brunei yang kemudian berdampak pada penyebaran agama Islam dengan cepat.
Baca Juga: Mengenal Bunga-Bunga Nasional di Negara ASEAN, Materi Kelas 6 SD