Hormon sitokinin juga mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar, meningkatkan daya resistensi terhadap pengaruh yang merugikan, serta menghambat menguningnya daun.
3. Giberelin
Hormon giberelin memegang peranan penting dalam pertumbuhan batang menjadi terlalu panjang.
Giberelin memiliki beberapa peran yaitu memacu perpanjangan secara abnormal batang utuh, perkembangan bunga dan buah.
Selain itu, giberelin juga menghilangkan sifat kerdil secara genetik pada tumbuhan, dan merangsang pembelahan serta pemanjangan sel.
4. Gas Etilen
Tumbuhan menghasilkan gas etilen untuk merespon adanya tekanan, kekeringan, luka dan infeksi.
Gas etilen juga mempercepat kematangan pada buah, menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kebal dan kokoh.
Bersama auksin, gas etilen memacu perbungaan pada mangga dan nanas. Bersama giberelin, gas etilen mengatur perbandingan bunga jantan dan bunga betina.
5. Kalin
Hormon kalin merupakan hormon yang merangsang pembentukan organ tubuh. Berdasarkan organ tumbuhan yang terbentuk, hormon kalin dibedakan menjadi:
- Kaulokalin, merangsang pembentukan batang.
- Rizokalin, merangsang pembentukan akar.
- Filokalin, merangsang pembentukan daun.
- Antokalin, merangsang pembentukan bunga.
6. Asam Absisat
Hormon asam absisat merupakan hormon yang menghambat pertumbuhan tanaman, dan melawan hormon auksin serta giberelin.
Baca Juga: 10 Jenis Komponen Abiotik dalam Ekosistem dan Penjelasannya, Materi IPA
Adapun fungsi hormon asam absisat adalah menghambat perkecambahan biji, mempertahankan tumbuhan jika pengaruh lingkungan sedang tidak sesuai.
Selain itu, hormon asam absisat juga mengurangi penguapan dan menyebabkan pengguguran pada daun, buah, dan bunga.