Ini terjadi karena pemerintah Jepang memberlakukan kebijakan-kebijakan keras yang menyebabkan rakyat jadi miskin.
Pangan yang semakin sulit didapat, sistem ekonomi yang tidak adil, serta kerja paksa yang bikin hidup makin tertekan.
Eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya alam dan tenaga kerja Indonesia hanya memperburuk keadaan.
Akibatnya, semangat perlawanan dari rakyat Indonesia pun muncul sebagai bentuk protes terhadap kesengsaraan.
2. Kewajiban Seikerei
Jepang menerapkan kebijakan yang mewajibkan rakyat Indonesia membungkuk hormat ke arah Matahari terbit (seikerei).
Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, tindakan ini dianggap menyerupai perbuatan menyembah selain Tuhan.
Paksaan untuk melakukan seikerei menciptakan ketegangan yang mendalam antara rakyat dan juga penguasa Jepang.
Akhirnya, hal ini memicu perlawanan sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan yang merendahkan harga dirinya.
3. Diskriminasi terhadap Prajurit Pribumi
Selain rakyat sipil, prajurit pribumi yang bekerja di bawah pemerintaha Jepang juga merasakan diskriminasi yang jelas.
Meski ada prajurit yang berpangkat lebih tinggi, mereka tetap wajib memberi hormat pada tentara Jepang yang berpangkat rendah.
Baca Juga: Apa Saja Bentuk Penjajahan Bangsa Indonesia di Era Modern? Materi IPS
Ketidakadilan ini menciptakan ketidakpuasan di kalangan prajurit lokal, yang merasa diperlakukan tidak adil dan dipandang rendah.