Bobo.id - Hari ini, 7 Oktober, SpaceX meluncurkan pesawat antariksa Hera milik Badan Antariksa Eropa menuju asteroid Dimorphos.
Apakah teman-teman tahu berita ini?
Bersumber dari space.com, misi Hera dan Badan Antariksa Eropa memang dipersiapkan untuk menungunjungi Dimorphos.
Dimorphos adalah asteroid yang terlempar dari jalurnya pada bulan September 2022 lalu.
Lalu, apa yang akan dilakukan dalam misi Hera tersebut? Yuk, simak dari artikel ini!
Mempelajari Permukaan Asteroid
Misi Hera yang diberangkatkan pada hari ini pukul 10.24 EDT ini akan menilai akibat dari benturan pada asteroid Dimorphos dengan wahana DART.
Setelah benturan tersebut, diperkirakan tentu ada perubahan pada permukaan dan struktur dalam asteroid, sehingga harus diperiksa.
Wahana antariksa Hera dan dua kubus satelitnya, Milani dan Juventas diluncurkan di atas roket SpaceX Falcon 9 dari Cape Canaveral di Florida.
Lalu, apa itu asteroid Dimorphos?
Dimorphos adalah bulan kecil dari asteroid Bumi Didymos, yang pernah dikunjungi oleh DART (Double Asteroid Redirection Test) milik NASA.
Baca Juga: Ada Fenomena Hujan Meteor Unik pada 7 Oktober 2024, Apa Namanya?
Ketika DART mengunjungi asteroid tersebut, secara tidak sengaja terjadi tabrakan antara pesawat dan Dimorphos pada tahun 2022.
Akibatnya, ada perubahan orbit Dimorphos untuk bertahan dari berubahnya lintasan asteroid yang membahayakan.
Meski berangkat sejak hari ini, ternyata diperkirakan Hera akan sampai di Dimorphos pada akhir tahun 2026, teman-teman.
Setelah tiba, pesawat ini akan mengevaluasi ukuran dan kedalaman kawah yang terbuat akibat tabrakan dengan DART, beserta dampaknya.
Mengenal Cape Canaveral
Cape Canaveral merupakan sebuah tanjung di Brevard County, Florida, Amerika Serikat, dekat dengan pusat pesisir Atlantik.
Di sana, terdapat dua lokasi tempat peluncuran pesawat, yaitu Kennedy Space Center dan Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral.
Meskipun bukan tempat pertama roket diluncurkan, Cape Canaveral telah digunakan sebagai salah satu gerbang Amerika Serikat ke alam semesta.
Ada dua alasan mengapa wilayah ini digunakan sebagai tempat peluncuran roket. Pertama, karena dekat dengan khatulistiwa dibanding wilayah Amerika Serikat yang lain.
Kedua, karena terletak di Pantai Timur, yang merupakan tempat paling tepat untuk peluncuran roket.
Ini disebabkan karena jika roket diluncurkan melalui Pantai Timur, roket akan mendapatkan dorongan dari rotasi bumi yang bergerak dari barat ke timur.
Baca Juga: Ada Komet Terang yang Berpotensi Muncul Akhir Oktober 2024, Apa Namanya?
Selain itu, kecepatan putaran tertinggi terjadi di khatulistiwa, sedangkan yang paling lambat berada di kutub.
Nah, Cape Canaveral ini berada pada 28 derajat lintang di atas khatulistiwa.
NASA menjelaskan bahwa jarak dari pusat rotasi memengaruhi seberapa besar dorongan untuk roket bisa meluncur.
Pada planet Bumi, titik terjauh dari titik pusat planet berputar akan berada di khatulistiwa, menurut penjelasan NASA.
Karena Cape Canaveral berada pada 28 derajat lintang di atas khatulistiwa, maka dorongan yang didapatkan roket menjadi sedikit lebih rendah daripada kecepatan putaran Bumi.
Akibatnya, dorongan tersebut menjadi sekitar 1.471 km/jam. Padahal pesawat Crew Dragon membutuhkan sekitar 27.000 km/jam ketika memasuki atmosfer Bumi.
Oleh karena itu, Kennedy Space Center di Cape Canaveral dijadikan tuan rumah untuk ribuan peluncuran roket.
(Editor: Heni Widiastuti)
----
Kuis! |
Apa nama roket yang membawa pesawat antariksa Hera? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.