Siklus Matahari 25 Masih dalam Fase Maksimal, Apa Dampaknya bagi Bumi?

By Grace Eirin, Rabu, 16 Oktober 2024 | 18:30 WIB
Siklus Matahari 25 masih berada dalam fase maksimal dalam waktu dekat ini. (Timo Volz/Unsplash)

Pada saat tersebut, Matahari akan sering mengeluarkan suar ke ruang angkasa disertai dengan lontaran massa korona. 

Lontaran massa korona atau CME yaitu letusan besar medan magnet dan plasma yang dapat menimbulkan badai geomagnetik saat menghantam Bumi. 

Sekali dalam sebelas tahun tersebut, medan magnet Matahari yang awalnya saling berhubungan, dapat terputus menjadi kutub utara dan selatan. 

Akibat aktivitas ini, muncullah gumpalan plasma berapi-api yang membentuk bintik gelap pada Matahari. 

Badai inilah yang akan meningkatkan tampilan aurora, teman-teman. 

Namun, badai CME ini juga dapat memberikan dampak buruk yaitu mengganggu jaringan listrik di Bumi dan memengaruhi astronaut dan satelit di antariksa. 

Bersumber dari space.com, fase maksimal Siklus Matahari 25 diprediksi akan berlangsung selama beberapa bulan, yakni di antara bulan Januari hingga Oktober 2024.

Dampak bagi Dunia Astronomi 

Badai geomagnetik akibat aktivitas matahari akan memengaruhi jaringan listrik, sinyal GPS, dan menimbulkan risiko radiasi bagi pekerja penerbangan dan astronaut. 

NASA perlu terus melakukan pemantauan untuk melindungi para astronaut yang sedang bekerja. 

Selama Solar Maximum berlangsung, intensitas badai matahari meningkat, dan ini dapat memengaruhi infrastruktur teknologi Bumi.

Baca Juga: Roket Terbesar dan Terkuat yang Pernah Dibuat Akan Mengudara, Apa Namanya?