Bobo.id - Teman-teman, apakah kamu tahu bahwa Matahari memiliki siklus?
Bersumber dari Live Science, siklus Matahari terjadi setiap 11 tahun atau lebih, teman-teman.
Sekali dalam sebelas tahun tersebut, medan magnet Matahari yang awalnya saling berhubungan, dapat terputus menjadi kutub utara dan selatan.
Baru-baru ini, para ahli di Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa NOAA, memperkirakan bahwa Matahari akan mencapai puncak siklus aktivitasnya pada tahun 2024.
Fenomena puncak siklus Matahari ini dikenal dengan nama Solar Maximum dalam Solar Cycle 25.
Siklus Matahari 25 masih berada dalam fase maksimal, sehingga badai matahari yang memicu aurora mungkin akan terjadi lebih banyak lagi.
Kenapa bisa begitu?
Yuk, cari tahu dampak dari Siklus Matahari 25 dari artikel ini!
Lebih Banyak Aurora
Salah satu dampak yang pasti akan terjadi akibat fase maksimal Siklus Matahari 25 yaitu manusia bisa melihat lebih banya aurora.
Dalam beberapa bulan ke depan, Matahari sedang berada dalam fase sangat aktif.
Baca Juga: Benarkah Komet Dapat Terpecah dan Lahirkan Komet Baru? Ini Penjelasannya
Pada saat tersebut, Matahari akan sering mengeluarkan suar ke ruang angkasa disertai dengan lontaran massa korona.
Lontaran massa korona atau CME yaitu letusan besar medan magnet dan plasma yang dapat menimbulkan badai geomagnetik saat menghantam Bumi.
Sekali dalam sebelas tahun tersebut, medan magnet Matahari yang awalnya saling berhubungan, dapat terputus menjadi kutub utara dan selatan.
Akibat aktivitas ini, muncullah gumpalan plasma berapi-api yang membentuk bintik gelap pada Matahari.
Badai inilah yang akan meningkatkan tampilan aurora, teman-teman.
Namun, badai CME ini juga dapat memberikan dampak buruk yaitu mengganggu jaringan listrik di Bumi dan memengaruhi astronaut dan satelit di antariksa.
Bersumber dari space.com, fase maksimal Siklus Matahari 25 diprediksi akan berlangsung selama beberapa bulan, yakni di antara bulan Januari hingga Oktober 2024.
Dampak bagi Dunia Astronomi
Badai geomagnetik akibat aktivitas matahari akan memengaruhi jaringan listrik, sinyal GPS, dan menimbulkan risiko radiasi bagi pekerja penerbangan dan astronaut.
NASA perlu terus melakukan pemantauan untuk melindungi para astronaut yang sedang bekerja.
Selama Solar Maximum berlangsung, intensitas badai matahari meningkat, dan ini dapat memengaruhi infrastruktur teknologi Bumi.
Baca Juga: Roket Terbesar dan Terkuat yang Pernah Dibuat Akan Mengudara, Apa Namanya?
Badai matahari dapat merusak satelit, sistem navigasi GPS, komunikasi radio, dan jaringan kelistrikan.
Pada kasus yang ekstrem, badai matahari juga dapat mengganggu sistem kelistrikan dan komunikasi penting.
Sementara di ruang angkasa, akan terjadi radiasi yang lebih tinggi selama badai matahari yang membahayakan para astronaut.
Selama badai geomagnetik, astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional berupaya untuk melindungi diri, sehingga aktivitas harus dihentikan sementara.
Maka dari itu, para ilmuwan akan terus memperbarui prediksinya setiap bulan seiring dengan pengamatan bintik matahari baru.
(Editor: Heni Widiastuti)
----
Kuis! |
Apa nama fase matahari kali ini? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.