Berdampak bagi Planet Kita, Apa Sebenarnya Solar Maksimum Itu?

By Grace Eirin, Selasa, 22 Oktober 2024 | 19:30 WIB
Mengenal fenomena Solar Maksimum yang berdampak pada tata surya. (Timo Volz/Unsplash)

Yap, para ilmuwan menghitung maksimum matahari melalui pengamatan terhadap frekuensi bintik matahari yang terlihat di permukaan matahari. 

Pada saat tersebut, Matahari akan sering mengeluarkan suar ke ruang angkasa disertai dengan lontaran massa korona. 

Lontaran massa korona atau CME yaitu letusan besar medan magnet dan plasma yang dapat menimbulkan badai geomagnetik saat menghantam Bumi. 

Sekali dalam sebelas tahun tersebut, medan magnet Matahari yang awalnya saling berhubungan, dapat terputus menjadi kutub utara dan selatan. 

Akibat aktivitas ini, muncullah gumpalan plasma berapi-api yang membentuk bintik gelap pada Matahari. 

Pada tahun 2014 lalu, itu diberi nama Solar Cycle 24. Maka tahun 2024 hingga 2025, fenomena Solar Maximum diberi nama Solar Cycle 25. 

Menyebabkan Badai Matahari

Selama Solar Maximum berlangsung, intensitas badai matahari meningkat, dan ini dapat memengaruhi infrastruktur teknologi Bumi.

Penyebab badai Matahari ini diakibatkan pergerakan benang plasma Matahari yang terletak di lapisan ruang Matahari.

Benang plasma yang mengandung medan magnet dari bintik Matahari atau daerah yang lebih dingin, jadi kusut dan meletus.

Akibatnya, energi magnetik yang sudah terbentuk di atmosfer Matahari, tiba-tiba dilepaskan dan dipancarkan dengan gelombang elektromagnetik (gabungan medan listrik dan magnet).

Baca Juga: Ada Fenomena Hujan Meteor pada Tanggal 21-22 Oktober, Apa Namanya?