Dampak Positif dari Tradisi Sasi di Maluku, Materi Kelas 3 SD Kurikulum Merdeka

By Amirul Nisa, Jumat, 8 November 2024 | 07:30 WIB
Tanam Nasional Aketajawe-Lolobata, Halmahera, Maluku Utara. (Creative Commons/exploreplants)

Namun, pada hakikatnya, tradisi ini merupakan usaha yang dilakukan untuk menjaga tata krama hidup bermasyarakat.

Dengan tradisi ini, maka pemerataan pembagian atau pendapatan dari sumber daya alam akan terjaga.

Tradisi ini bukan hanya bersifat kebiasaan saja, tapi juga menjadi hukum adat yang harus dijalankan oleh semua masyarakat adat.

Tradisi sasi ini digunakan sebagai langkah atau kebijakan dalam mengelola sumber daya alam yang ada di darat maupun laut.

Meski begitu, tradisi ini berjalan di masyarakat sebagai bentuk etika tradisional.

Hal ini juga berkaitan dengan sumber makanan dan penghidupan masyarakat setempat yang sudah sedari dulu bergantung pada alam.

Munculnya tradisi ini sebenarnya tidak diketahui pasti juga, namun terus dijalankan hingga kini.

Diperkirakan kalau tradisi ini sudah dilakukan oleh raja-raja Maluku terdahulu sebelum Indonesia merdeka.

Namun kini, tradisi ini mulai bergeser. Sebelumnya tradisi ini diatur oleh pemuka adat.

Pemuka adat akan menentukan buah apa saja yang boleh dan tidak boleh untuk dipetik.

Bahkan jenis ikan atau hasil laut juga diatur dengan masa larangan yang berbeda-beda.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Bakar Batu di Papua, Materi Kelas 3 SD Kurikulum Merdeka