Sup Batu

By Vanda Parengkuan, Senin, 19 Maret 2018 | 04:00 WIB
Honza adalah seorang pengembara yang cerdik. Dengan bermodalkan sebutir batu, ia berhasil membujuk Nek Milka membuat sup yang lezat... (Vanda Parengkuan)

Honza adalah seorang pengembara yang cerdik. Suatu hari di musim dingin, ia berjalan tertatih di jalan setapak desa. Badannya menggigil kedinginan karena lapar dan lelah. Honza merogoh saku bajunya, mencari koin-koin sisa uang. Namun, ia ternyata tidak punya uang samasekali. Yang ada di sakunya, hanyalah sebuah batu kerikil kali. 

Honza menggelengkan kepalanya sedih. Ia pun meneruskan perjalanannya sambil menahan lapar. Tak lama kemudian, ia melewati sebuah rumah gubuk. Itulah rumah pertama yang dilihatnya di desa itu. Honza pun mendekati rumah itu dan mengetuk pintu rumahnya. Sesaat kemudian, muncullah wajah seorang nenek dari balik pintu.

"Selamat malam.. " sapa si Honza sopan. "Adakah sedikit makanan sisa untukku. Namaku Honza. Aku pengembara yang kedinginan dan kelaparan…"

Nenek itu membuka pintu sedikit lebih lebar.  "Saya tidak punya makanan, Nak…" katanya dengan suara parau.  "Tapi kau boleh masuk untuk menghangatkan badan. Oya, namaku Nek Milka…"

Honza segera masuk ke rumah sederhana itu dengan lega. Kini ia duduk  di dekat perapian. Badannya mulai terasa hangat. Sementara itu, Nek Milka duduk di seberangnya sambil merajut. Wajahnya tampak merengut bosan. Cuaca dingin membuat ia tak bisa melakukan kegiatan lain selain merajut. 

Beberapa saat kemudian, Honza mengambil batu kerikil tadi dari sakunya. Ia menggosok-gosoknya di lengan bajunya dan melempar-lemparkannya dari tangan kanan ke tangan kirinya. Nek Milka jadi tertarik dan mulai memerhatikannya.

"Kemarin saya makan sup yang lezat dari batu ini,” kata Honza.

"Ah, tidak mungkin. Mana mungkin batu bisa dibuat sup,” tawa Nek Milka.

"Tentu saja bisa," jawab Honza. "Akan saya buktikan jika ada panci besar berisi air."

Nek Milka tampak ragu. Namun, ia tiba-tiba menjadi bersemangat karena mendapat kegiatan. Nek Milka segera mengambil sebuah panci dan meletakkannya di atas kompor.

Ketika air mendidih,  Honza memasukkan batu kerikil itu ke dalam panci. Beberapa menit kemudian, ia mengambil sendok dan mencicipi air itu.

"Mmmm… lezat," katanya. "Tapi saya yakin, sup ini akan lebih lezat jika ditambah merica dan garam, jika ada."

Nek Milka membuka lemari dan mengambil merica dan garam. Honza melihat lemari itu penuh dengan bahan makanan. Ia menaburkan merica dan garam ke dalam panci dan mencicipinya lagi. "Mmmm..," gumamnya.  "Saya yakin hanya dengan ditambah bawang, sup ini akan jadi enak."