Ikan marlin memang termasuk ikan yang cukup tinggi harganya. Kalau ikan marlin utuh dari nelayan dihargai Rp 30.000,00 per-kilogram, sampai di pasar daging ikan marlin dijual Rp 50.000,00 per-kilogram.
Oleh karena permintaan dari Jakarta cukup besar, jarang ikan marlin dijual eceran di pasar daerah. Oleh tengkulak, ikan marlin biasanya langsung dipotong-potong dua bagian, lalu dimasukan ke dalam kotak es untuk dikirim ke Jakarta.
Kalau teman-teman ingin melihat ikan marlin yang masih utuh, kita harus sabar menunggu kedatangan nelayan di dermaga Teluk Stabas. Biasanya, para nelayan pemburu ikan marlin mulai berlabuh di Teluk Stabas mulai jam 11 siang sampai jam 4 sore.
Mencicipi Merlin
Meskipun nelayan Krui banyak menangkap ikan marlin, orang Krui sendiri jarang mengonsumsi ikan ini. Mengapa begitu? Sebab biasanya ikan marlin langsung dibeli oleh tengkulak untuk dikirim ke Jakarta. Ikan yang dijual di daerah biasanya ikan-ikan kecil, seperti tuna, tongkol, selar, cucut, dan lainnya.
Meskipun di pasar Krui jarang tersedia ikan marlin, teman kita di Krui tetap bisa mencoba lezatnya daging ikan merlin di restoran dalam bentuk sate, sop kepala ikan, dan baso ikan.
Sate dibuat dari daging ikan marlin yang warnanya merah. Daging putih biasanya dibuat bakso. Sedangkan kepala ikan biasanya dimasak sop.
Pondok Kuring
Salah satu rumah makan di Krui yang menyajikan sate tuhuk adalah Pondok Kuring yang terletak di tepi jalan Lintas Barat Sumatera, tak jauh dari pertigaan arah ke bandara perintis Pekon Serai.
Pemiliknya, Pak Edi Suretno, membuka warung makan Pondok Kuring sejak tahun 2005. Awalnya, ia menjual sate kambing. Pada tahun 2006, ia mulai berkreasi dengan membuat sate ikan tuhuk atau iklan marlin yang menjadi hasil tangkapan nelayan Krui.
Ternyata sate tuhuknya sangat disukai. Bahkan, kini sate tuhuk sudah menjadi ikon kuliner khas Krui dan Kabupaten Pesisir Barat.
Rasa daging ikan marlin sungguh sedap seperti daging ayam. Gurih, lembut, agak kenyal, dan tidak mudah hancur. Apakah kamu pernah mencobanya?
Berburu ikan marlin dengan perahu jukung dan peralatan kawil apung memang hanya bisa menghasilkan satu dua ikan tangkapan. Namun secara alami, berburu ikan marlin dengan cara tradisional telah ikut menjaga keseimbangan alam.
Foto-foto: Ricky Martin