Jatiluwih, Keindahan Sawah di Pulau Dewata

By Putri Puspita, Selasa, 7 Maret 2017 | 03:30 WIB
Jatiluwih riceterrace (Putri Puspita)

Bali terkenal dengan pantai-pantainya yang indah. Selain itu, Bali juga terkenal dengan sawahnya yang memesona. Salah satunya adalah hamparan sawah di daerah Jatiluwih. Di Jatiluwih, sawah-sawah masih terjaga dan lestari karena didukung kearifan lokal, khususnya budaya subak.

Jatiluwih sebagai Tujuan Wisata

Jatiluwih banyak dikunjungi oleh wisatawan karena suasananya tenang, udaranya dingin, dan panoramanya  indah. Jatiluwih sebagai tujuan wisata alam di Bali  telah dikenal sejak zaman kolonial Belanda.

Jarak dari Denpasar ke Jatiluwih sekitar 48 km. Jatiluwih terletak di bagian utara Kota Tabanan. Jaraka dari Tabanan, sekitar 28 km.

Udara di Jatiluwih cukup sejuk karena terletak di daerah pegunungan dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut.

Di Jatiluwih, kita bisa menikmati keindahan pemandangan sawah yang membentang dari kaki pegunungan sampai sisi pantai.

Sebagai obyek wisata, Jatiluwih menyediakan fasilitas umum, seperti area parkir, toilet, tempat istirahat berupa bale dan wantilan, juga restoran.

Jatiluwih sebagai World Heritage Sites

Jatiluwih merupakan bahasa Bali. Jati berarti benar-benar dan luwih berarti utama, baik, dan indah. Jatiluwih berarti keindahan yang sebenarnya.

UNESCO telah menetapkan situs Jatiluwih sebagai salah satu Situs Warisan Dunia pada tanggal 26 Juli 2012. Lembaga dunia ini telah menilai, bahwa masyarakat Jatiluwih telah mampu mempertahankan warisan budaya lokal dalam bentuk sistem irigasi air yang dikelola secara tradisional atau dikenal dengan nama “subak”.

Jatiluwih juga terkenal dengan sistem pertanian organik yang ramah lingkungan.  Padi yang ditanam di sini merupakan padi lokal yang berbeda dengan padi yang ditanam di daerah lain di Bali. Padi di Jatiluwih lebih tinggi dari pada padi lainnya.

Warisan Sejarah dan Budaya di Jatiluwih