Bozzo

By Sylvana Toemon, Rabu, 9 Mei 2018 | 08:00 WIB
Bozzo (Sylvana Toemon)

“Kikooo! Anjing siapa ini?!” teriak Mama Kiko geram.

Fiuuh….untung, Mama Kiko mengira Bozzo yang memecahkan guci kesayangannya! Dengan marah, Mama Kiko menyuruh Kiko membuang Bozzo besok pagi. Kiko pun tak bisa membantah.

 Yess! Diam-diam aku bersorak girang. Aku tak lagi punya saingan!

Malam itu, dari jendela kulihat Bozzo gelisah di halaman. Mungkin dia resah menanti pagi, saat Kiko mengembalikannya ke jalan. Atau mungkin dia kedinginan. Malam ini mendung dan gerimis.

Guk! Guk! Bozzo menggonggong. Pasti dia iri melihatku tidur di sofa yang hangat. Ia menggaruk-garuk kaca jendela. Uh, penganggu! Aku pindah ke sofa yang jauh dari jendela, lalu menyelinap ke dalam selimut wol yang lembut.

Tiba-tiba…. krek! Tap, tap, tap… terdengar suara langkah mengendap-endap. Mencurigakan! Aku segera melompat turun, masuk kolong sofa. Dari sana, bisa kulihat sosok yang berjingkat-jingkat dalam gelap. Astaga, pencuri!

 Aku meringkuk takut. Aduh, bagaimana ini?! Pencuri itu bergerak ke lantai atas. Gawat… dia menuju kamar Kiko! Diam-diam kuberanikan diri membuntutinya dari belakang. Pencuri itu menyelinap ke dalam kamar.

Kiko tersentak kaget, dia terbangun. Pencuri itu hendak menyekap mulutnya. Aku harus menyelamatkan Kiko! Sekuat tenaga kugigit kaki pencuri itu dari belakang, tetapi ia menendangku.

Tiba-tiba….aaaakh! Pencuri itu menyeringai kesakitan. Bozzo datang menerjang, digigitnya tangan pencuri itu dengan taringnya yang tajam. Sesaat kemudian tubuh pencuri itu jatuh terjerembab ke lantai. Rupanya dengan telak Kiko berhasil menghantam kepala pencuri itu dengan tongkat baseball!     

Guk, guk, guk! Aku dan Bozzo menyalak senang. Tak lama kemudian Mama Kiko datang. Dia kaget melihat seorang pencuri tergeletak di kamar anaknya. Mama Kiko langsung menelepon polisi. Para polisi pun segera meringkus si pencuri.

“Terima kasih, Bozzo!” Mama Kiko mengelus lembut kepala Bozzo.

Ya, terima kasih, Bozzo…. gonggongku tersipu malu. Maafkan aku, bisikku penuh sesal.

Guk, guk… tak apa, Poppy! Bozzo menggoyang-goyangkan ekornya.

Sejak malam itu, Mama Kiko mengizinkan Kiko merawat Bozzo. Aku, Bozzo, dan Kiko bermain senang setiap hari!

Sumber: Arsip Bobo. Cerita : Dwi Pujiastuti