Bobo.id - Teman-teman pernah melihat buah pala. Buah ini dijuluki rempah berdarah. Kenapa dijuluki seperti itu? Yuk, cari tahu!
Dibutuhkan Saat Musim Dingin
Saat musim dingin tiba, orang Eropa harus menyimpan makanan yang cukup agar tetap hidup. Zaman dulu tidak ada kulkas, jadi simpanan daging milik orang Eropa cepat busuk dan tidak enak dimakan.
Agar tidak cepat busuk, persediaan daging milik orang Eropa harus diberi buah pala. Selain bisa mengawetkan daging, buah pala juga membuat rasa daging lebih enak.
Mahal dan Dirahasiakan
Orang Eropa mendapat buah pala dari pedagang Arab. Harganya sangat mahal. Orang Eropa ingin tahu dari mana buah pala berasal. Tapi sayang, orang Arab merahasiakan hal itu.
Menurut mereka, buah pala didapatkan dari negeri yang sangat jauh. Negeri tersebut berada di dalam hutan dan dijaga monster ganas.
Tanaman dari Indonesia
Ternyata, buah pala berasal dari Indonesia, tepatnya dari Pulau Banda dan Halmahera. Orang Banda memanen buah pala yang sudah berjatuhan di hutan. Buah pala itu ditukar dengan keramik yang dibawa pedagang Tiongkok.
Pedagang Tiongkok menjual buah pala kepada pedagang India dan Arab. Nah, dari pedagang Arab buah pala dibeli oleh raja-raja di Eropa.
Ditukar dengan New York
Agar bisa menguasai daerah penghasil buah pala, orang Belanda memerangi penduduk Banda. Lalu, orang Spanyol dan Inggris berperang dengan Belanda untuk merebut pasar pala.
Agar perang berakhir, Belanda pun memberikan Pulau New Amsterdam (sekarang kota Manhattan di New York) kepada Inggris. Nah, karena perang inilah buah pala dijuluki rempah berdarah.
Saat ini sudah ada kulkas, jadi buah pala tidak terlalu banyak digunakan. Meski begitu, pala tetap menjadi rempah istimewa, karena bisa membuat daging lebih wangi dan enak.
Selain digunakan dalam masakan, buah bernama latin Myristica fragrans ini juga sering digunakan dalam parfum dan pengharum ruangan.
Sumber: rna – Majalah Bobo, Foto: Creative Commons