Sepatu Kanan yang Hilang

By Sylvana Toemon, Kamis, 10 Mei 2018 | 12:00 WIB
Sepatu kanan yang hilang (Sylvana Toemon)

“Bau apa, ini?”

“Ooo, kami sedang bersiap makan siang.”

Makan siang? Tiba-tiba Tuan Restarick merasa perutnya lapar.

“Ah, bagaimana kalau Tuan kuundang datang ke rumah kami? Tapi sebelumnya Tuan harus meminum ramuan ini dulu. Ramuan pengecil tubuh!” ujar si tikus sambil menyodorkan sebotol kecil minuman.

Tanpa berpikir panjang Tuan Restarick segera menenggak ramuan tersebut. Syuuuuut… tubuh Tuan Restarick mengecil seukuran tikus.

“Lo, tubuhku!”

 “Tak apa, Tuan! Ramuan ini hanya bekerja sebentar. Nanti tubuh Tuan akan kembali normal. Sekarang, marilah ikut ke rumahku. Istriku sudah menyiapkan makanan yang lezat.”

Tuan Restarick mengikuti si tikus. Wooow… Tuan Restarick baru menyadari betapa kotor dan berantakan rumahnya. Pakaian, perkakas rumah tangga, remah-remah makanan, semua tampak sangat besar seperti benda-benda raksasa berserakan.

“Nah, itu rumahku!” tunjuk si tikus. Tuan Restarick tertegun. Sebuah sepatu bot tinggi menjulang di hadapannya. Pada sisinya diberi pintu dan jendela. Tampak asap mengepul pada bagian atasnya yang terbuka. Lo… bukankah itu sepatu kanannya yang hilang?

“Mari, Tuan!” si tikus mempersilakan masuk. Tuan Restarick mengikuti dari belakang. Ufff… Tuan Restarick menutup hidung. Ternyata sepatunya yang telah menjadi rumah tikus itu sangat bau.

Di dalam sepatu, keluarga tikus menunggu. Ada Bu Tikus dan tiga ekor anaknya yang masih merah mendecit-decit berisik. Tuan Restarick bergidik jijik.

“Silakan makan!” Bu Tikus menawarkan makanan. Sepiring daging busuk dan sepotong keju berjamur diletakkan di atas meja.