Monita dan Bibi Jorok

By Sylvana Toemon, Senin, 2 April 2018 | 10:00 WIB
Monita dan bibi jorok (Sylvana Toemon)

Monita setuju dan memesan semangkok es kolak. Setelah perutnya penuh, barulah Monita meninggalkan warung diiringi senyum licik Bibi Jorok. Sesampai di rumah, oh.., oh.., Monita merasa mulas perutnya dan panas kerongkongannya.

"Seandainya kau tak tergoda, sakit ini tak akan kaualami," kata ibunya sedih. la merawat Monita dengan telaten agar putrinya itu bisa sekolah esoknya.

Monita sembuh keesokan harinya dan ia berangkat sekolah seperti biasa. Kali ini Monita tak mau  lagi kena bujuk rayu Bibi Jorok. Ia memalingkan muka saat melewati warung Bibi Jorok.

Bibi Jorok jengkel melihat ulahnya. Maka pada hari Sabtu ia menyediakan es kolak, kue serabi, dan gula-gula coklat. Dirintanginya langkah Monita ketika anak itu hendak melewati warungnya. Bibi Jorok berkata, "Hari ini aku menjual es kolak, kue serabi, dan gula-gula coklat. Kamu sungguh anak tolol bila tidak bisa memilih di antara ketiganya!"

Monita berpikir, ia bisa membeli gula-gula untuk menemani perjalanannya. Maka ia memenuhi saku-saku bajunya dengan gula-gula coklat. Gula-gula yang sangat manis itu dihabiskannya sepanjang perjalanan pulang.

Setiba di rumah Monita batuk-batuk dengan keras. Ibu Monita sedih mendengarnya. la berkata, "Kau tidak lagi menjadi gadis kecil yang tabah, Monita. Penderitaan akan selalu mengintai hati yang lemah. Lebih aman bagimu bila kau berubah menjadi seekor kucing yang manis…”

Ibu Monita belum menyelesaikan ucapannya ketika tiba-tiba Monita menjelma menjadi seekor kucing berbulu putih bersih. Ibu semakin merana hatinya, "Mungkin ini sudah kehendak Dewa," la menghibur diri.

Ibu membawa Kucing Monita ke halaman. Bibi Jorok melihatnya. "Kucing yang manis, cocok untuk anak-anakku di rumah," gumamnya.

Bibi Jorok menangkap Kucing Monita, lalu memasukkannya ke dalam karung. la menyerahkan kucing itu kepada tiga anak gadisnya.

Si Sulung berseru, "Kucing cantik ini akan menemaniku membuat es kolak!"

Sambil berkata demikian, si Sulung mencengkeram tengkuk Kucing Monita dan mendudukkannya di meja dapur. Lalu ia mulai sibuk bekerja. Uh, si Sulung sama jorok dengan ibunya. la memakai perabot bekas terpakai kemarin, tanpa dibersihkan sebelumnya. Ubi dan ketela untuk kolak tak dicucinya sebelum dipotong. Padahal masih banyak tanah yang melekat. Kucing Monita sebal melihatnya. Pantaslah ia dan teman-temannya sakit perut membeli es kolak itu! Maka ketika es kolak telah terhidang di atas meja, Kucing Monita menendangnya dengan keras.

Es kolak berceceran di lantai. Si Sulung dengan marah mencampakkan Kucing Monita ke sudut dapur.