Pelajaran Mengarang

By Sylvana Toemon, Rabu, 25 April 2018 | 05:00 WIB
Pelajaran Mengarang (Sylvana Toemon)

Beruntunglah mereka yang duduk di kelas 5C SD Matahari pada tahun pelajaran baru ini. Ada guru baru yang mengajar Bahasa Indonesia dan guru yang bernama Pak Awang ini memang luar biasa.

Setiap Pak Awang mengajar, anak-anak merasa gembira. Cara menerangkannya jelas, rasa humornya ada dan orangnya juga tampan. Apalagi bila tiba pada pelajaran mengarang dua minggu sekali. Wah, pasti seru.

Minggu lalu beliau menugaskan anak-anak membuat karangan singkat tentang ibu masing-masing. Lalu anak-anak bergiliran membacakan hasil karyanya di depan kelas. Ada yang bercerita tentang ibu yang baik dan rajin, atau yang bercerita tentang hobi memasak dan membuat kue. Tapi ada juga cerita tentang ibu yang cerewet atau suka ngebut, atau ibu yang aktif di Dharma Wanita atau ibu yang senang arisan.

Di antaranya ada dua karangan yang menarik. Coba kita lihat hasil karya Hardi:

Wajahnya mirip dengan bintang film Lidya Kandou, hanya usianya lebih tua. la adalah ibuku. la sayang padaku dan begitu juga sebaliknya. Soal melakukan tugasnya sehari-hari tak perlu kuceritakan lagi. Hanya ada satu hal yang merupakan teka-teki bagiku. Ibuku ini tak bisa dibohongi. Kalau ia menanyakan sesuatu ia selalu memandang mata kami dan kemudian ia tahu apakah kami berbohong atau tidak...

Karangan Banu juga tak kalah menarik. Coba kita baca:

la tidak cantik, tetapi wajahnya menyenangkan. la selalu berdoa bagi keluarga kami. la bangun lebih awal daripada seisi rumah dan tidur paling lambat. Bila kuingat jasa-jasa ibu aku didorong untuk rajin belajar. Ada satu nasihat yang selalu didengungkannya: "Kalian harus jadi orang jujur. Tak ada gunanya pandai bila tidak jujur...!"

"Nah, mengarang itu menyenangkan, bukan? Banu dan Hardi sudah kelihatan bisa mengarang dengan baik. Yang lain juga bisa, asal mau berusaha. Peranan bakat hanya 10%, tetapi usaha 90%!" kata Pak Awang. Anak-anak bertepuk tangan bagi Banu dan Hardi.

Kemudian Pak Awang memberi tugas untuk 2 minggu lagi, yaitu membuat karangan singkat  tentang hewan.

"Mau tulis tentang ikan boleh, ayam, itik, kucing atau anjing juga boleh. Bahkan kalau mau tulis tentang gajah, dan mau mengamati di kebun binatang juga boleh. Masih ada waktu!"

Pada waktu istirahat, anak-anak ramai membicarakannya. Ketika itulah Banu memanggil Anita dan berkata, "Anita, tolong kamu cari tahu Hardi mau menulis tentang apa."

"Mengapa?" tanya Anita heran.