Misteri Cincin Penyihir Khorezm

By Vanda Parengkuan, Selasa, 8 Mei 2018 | 11:00 WIB
Cincin Penyihir Khorezm (Vanda Parengkuan)

“Mawara, ayo, kita bermain petak umpet. Ayah biasanya melarang kami bermain di luar rumah,” kata salah satu anak itu.

Mawara keluar dan melihat tiga anak perempuan.

“Ayah kalian bisa marah. Ayo, cepat masuk rumah lagi,” nasihat Mawara.

 “Tidak mau… Ayo, cari kami!” kata anak yang satunya sambil berlari.

Mawara tetap tidak mau. Tiba-tiba saja, wajah anak yang satunya lagi berubah jadi mengerikan. Gigi-giginya jadi bertaring runcing.

“Kalau tidak mau, ini balasannya…” serunya dengan suara mengerikan.

Seketika, rumah mewah, taman luas, dan tenda Mawara hilang. Ia kini berada di tengah padang pasir sendirian. Mawara langsung lari dari tempat itu sekuat tenaga. Ketiga anak yang kini memiliki taring runcing itu, mengejarnya terus tanpa henti.  

Di saat tenaganya hampir habis, Mawara tiba-tiba teringat pada cincin pemberian si penyihir Khorezm. Ia segera mencabut cincin itu dari jarinya dan melemparnya sejauh jauhnya.

Seketika cincin itu berubah menjadi ular dan merayap masuk ke semak-semak.

Mawara terus berlari tanpa henti, sampai pagi pun merekah.

Ketika hari agak terang, Mawara sudah tiba di daerah pekuburan lagi. Dari kejauhan, tampak bangunan-bangunan menara di kota. Ketika berjalan di antara kuburan, ia menemukan teman-temannya yang tertidur di sana. Mawara membangunkan mereka. Ia siap dimarahi dan dimusuhi teman-temannya itu. Namun, ternyata mereka tidak ingat apapun yang terjadi.

Sejak hari itu, Mawara menghindar dari pesta pora teman-temannya yang kaya itu. Ia pamit pada kedua orangtuanya untuk pergi bekerja di kota lain. Mawara bertekat untuk bekerja keras dan menghindari hidup pesta pora.  

(Dok. Majalah Bobo / Folklore)