Tulisan Mbok Isah

By Sylvana Toemon, Minggu, 8 April 2018 | 10:00 WIB
Tulisan Mbok Isah (Sylvana Toemon)

“Aduh capeknya! Aku sudah keliling-keliling pertokoan sama Mita cari kado untuk Yanti. Habis, maunya kado yang bagus tapi murah. Ma, Mama masak apa? Ririn lapar, nih!" celoteh Ririn.

Mama tersenyum. Bila Ririn tak ada di rumah, pasti suasana sangat sunyi. Tetapi, bila Ririn ada, ramainya bukan main!

"Ada lontong, ada sate, sayur lodeh, kerupuk, dan sambal!" jawab Mama. Kontan Ririn merengut.

"Yaaaah, Ririn tidak selera. Ririn beli mi godok saja, ya, Ma?" kata Ririn.

"Terserahlah," kata Mama. Dan Ririn pun segera menyuruh Mbok Isah membeli mi godok di ujung jalan.

Setelah Mbok Isah datang kembali, Ririn pun makan. Mbok Isah duduk di lantai dekat ruang makan. la sedang menulis sesuatu di buku tulis. Ia sudah tamat kursus buta huruf di RT. Ibu-ibu PKK yang mengajarkan. Jadi Mbok Isah sudah bisa membaca dan menulis.

"Mbok, hari ini mi godoknya tidak enak! Mbok tulis apa, sih? Kok, asyik sekali?" tanya Ririn.

Mbok Isah menutup bukunya.

"Ah, enggak tulis apa-apa," jawab Mbok Isah.

"Tulis surat sama pacar, ya?" goda Ririn.

"Aaah, tidak. Mbok Isah sudah tua. Masa tulis surat sama pacar? Mbok tulis... ah, sudahlah, Non Ririn tak perlu tahu. Makan saja minya sana!" jawab Mbok Isah.

"Mbok Isah mau main rahasia-rahasiaan, ya? Awas! Janti Ririn marah, baru tahu rasa!" ancam Ririn. Mi di mangkoknya hampir habis.