Menulis Surat untuk Anak Indonesia

By Putri Puspita, Sabtu, 20 Mei 2017 | 00:23 WIB
Menulis surat untuk anak Indonesia (Putri Puspita)

“Bergerak Bergerak. Serentak Serentak. Menerkam, menerjang, terjang. Tak gentar, tak gentar. Menyerang, menyerang. Majulah majulah menang,” suara nyanyian Maju Tak Gentar terdengar dari kelas IV.

“Wah, Ibu senang sekali kalian bisa menyanyikan lagu Maju Tak Gentar dengan baik,” kata Bu Santi di depan kelas. “Kita memang harus semangat seperti lagu itu, apalagi di hari istimewa ini, 20 Mei. Ada yang tahu kenapa ini istimewa?”

Hari Kebangkitan Nasional Bu,” jawab Radit dengan cekatan.

“Wah Hari Kebangkitan Nasional ya. Apa itu ya? Wah bangkit, kita bangkit,” mulai terdengar bisik-bisik beberapa siswa.

“Betul Radit!  Setiap tanggal 20 Mei, kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional,” kata Bu Santi.

“Wah, harinya sama sepertinya berdirinya Budi Utomo ya Bu,” kata Raras.

“Iya betul Raras! Peringatan Hari Kebangkitan Nasional juga berkaitan dengan Budi Utomo, organisasi modern pertama di Indonesia. Coba dibuka buku IPS-nya di halaman 50. Ada cerita lengkapnya disana,” kata Bu Santi.

Semua anak mulai membuka dan membaca bab baru tentang pergerakan kemerdekaan Indonesia. Selagi anak-anak membaca, Bu Santi mengambil beberapa lembar kertas yang telah disiapkan sejak kemarin untuk kegiatan hari ini.

“Anak-anak, Hari Kebangkitan Nasional adalah pengingat kita akan semangat berjuang pada masa penjajahan dahulu. Semangat membangun Indonesia itu harus ada sampai sekarang. Setuju?” kata Bu Santi.

“Setuju Bu, setuju,” jawab anak-anak penuh semangat.

“Karena ini hari spesial, kita juga akan melakukan kegiatan spesial, yaitu menulis surat,” sambung Bu Santi.

Anak-anak kelas IV terlihat bingung dengan kegiatan menulis surat yang dimaksud Bu Santi. Pada saat yang sama, Bu Santi langsung membagikan kertas yang telah disediakan.

“Surat apa ya Ras?” tanya Ayu berbisik.