Kebun Mawar Kesayangan Nenek

By Putri Puspita, Senin, 22 Mei 2017 | 10:22 WIB
Kebun mawar. Foto: /i1.wp.com (Putri Puspita)

“Yu, tidak perlu disiram yah, karena baru saja hujan,” kata Deva.

“Iya Dev, tapi kita semprotkan pupuk yuk,” kata Ayu.

Deva dan Ayu sudah terampil merawat mawar karena setiap Minggu diajarkan oleh nenek. Merekapun sangat sayang kebun mawar itu, sama sayangnya dengan nenek.

Daun-daun yang berguguran dikumpulkan untuk dibuat menjadi kompos. Nenek pun sudah mengajarkan mereka cara membuat pupuk kompos yang sederhana.

“Nenek memang hebat, nenek bisa membuat kita mengerti cara membuat pupuk juga,” kata Deva.

“Iya Dev, kita harus semangat merawat kebun ini,” kata Ayu.

Jam menunjukkan pukul 12.00, semua pekerjaan telah selesai. Ayu, Deva, dan semua yang ada di rumah nenek kembali ke ruang tamu. Ternyata, disana sudah ada makan siang dan jus jeruk yang disiapkan oleh Ibu.

“Nah, kita sekarang makan siang bersama ya. Semua pekerjaan sudah diselesaikan dengan sangat baik. Hebat!” kata Ibu.

Semua makan siang dengan lahapnya. Senang sekali karena semuanya tidak murung lagi.

“Walaupun nenek sudah tidak ada, setiap Minggu kita akan berkumpul disini yah seperti biasa. Nanti setiap hari akan Ayah minta tetangga untuk bantu bersihkan,” kata Ayah.

“Yaaaaay, bisa lihat kebun mawar yang berbunga,” kata Deva.

“Bisa lihat senyum Nenek dari bunga mawar merah muda,” kata Ayu.

Semuanya tertawa riang. Rumah nenek dan kebun mawar di halaman belakang memang jadi tempat yang selalu menyenangkan, dulu dan sekarang.