Jemaah umrah yang datang ke tanah suci pada bulan Ramadhan lebih banyak dari biasanya. Sepulang dari berumrah, mereka selalu membawa oleh-oleh berupa air zamzam.
Bagi umat Islam, air zamzam dipercaya sebagai air istimewa dan penuh berkah. Air zamzam berasal dari sumur tua bernama Sumur Zamzam . Sumur Zamzam yang terletak di samping Kaabah, tepatnya di bawah lantai tawaf di Masjid Al-Haram, Mekah. Sumur Zamzam bukan sumur biasa. Sumur ini memiliki 5 keajaiban.
1. Sumur Zamzam dibuat oleh Malaikat Jibril
Menurut sejarah Islam, mata air zamzam ditemukan oleh istri Nabi Ibrahim, yaitu Siti Hajar setelah beliau berdoa dan berlari-lari bolak-balik antara Bukit Shafa dan Bukit Marwah dalam usahanya mencari air minum untuk bayinya Nabi Ismail. Atas perintah Allah, Malaikat Jibril menghentakkan kakinya di padang pasir,lalu muncullah mata air itu. Siti Hajar menampung air yang mengalir dengan menggali tanah di sekitar mata air agar airnya tergenang sehingga mudah diambil dengan gayung.
2. Mata air sumber berkah
Sejak mata air zamzam itu muncul, padang pasir yang semula sepi menjadi ramai karena banyak orang datang untuk mengambil air zamzam. Selain itu, banyak musafir datang untuk mengambil air dari mata air ajaib ini. Siti Hajar dan bayi Nabi Ismail yang semula tinggal sendirian di tempat sepi, kini memiliki banyak teman dan tetangga. Mata air zamzam telah memberikan berkah bagi bunda Nabi Ismail, juga masyarakat Mekah pada zaman dahulu. Apalagi sejak Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail membangun Kaabah, tempat itu semakin ramai, dan air zamzam sangat dibutuhkan bagi peziarah.
3. Mata airnya pernah hilang
Pada zaman dahulu, mata air zamzam pernah hilang karena tertutup oleh material pasir dan bebatuan akibat banjir bandang yang menyapu kota Mekah kuno.
Namun, ada juga riwayat yang mengisahkan mata air zamzam yang sudah digali menjadi sumur itu sengaja ditutup oleh Madhadh bin Amru Al-Jurhumi, penguasa Mekah kala itu. Pada waktu itu, kota Mekah semakin ramai, sehingga banyak penguasa Arab ingin menaklukkan Mekah. Ketika Mekah dipimpin oleh Madhadh bin Amru Al-Jurhumi, ia pun diserang oleh musuh. Karena musuhnya sangat kuat, Madhadh bin Amru Al-Jurhumi memilih melarikan diri ke Yaman.
Sebelum pergi, ia mengubur barang berharga dan emas miliknya di dalam sumur zamzam, lalu menimbunnya dengan pasir sehingga sumur zamzam tersebut hilang.
4. Ditemukan kembali oleh Abdul Muthalib
Sebelum sumur zamzam ditemukan, Abdul Muthalib mengambil air dari sumur-sumur dari tempat yang jauh di luar kota Mekah untuk kebutuhan air bagi para jamaah haji.