5 Keajaiban Sumur Zamzam

By Sigit Wahyu, Jumat, 2 Juni 2017 | 03:00 WIB
Sumur Zamzam pada zaman dahulu. Sumber: islamopedia.co.uk (Sigit Wahyu)

Jemaah umrah yang datang ke tanah suci pada bulan Ramadhan lebih banyak dari biasanya. Sepulang dari berumrah, mereka selalu membawa oleh-oleh berupa air zamzam.

Bagi umat Islam, air zamzam dipercaya sebagai air istimewa dan penuh berkah.  Air zamzam berasal dari sumur tua bernama Sumur Zamzam . Sumur Zamzam yang terletak di samping Kaabah, tepatnya di bawah lantai tawaf di Masjid Al-Haram, Mekah. Sumur Zamzam bukan sumur biasa. Sumur ini memiliki 5 keajaiban.

1. Sumur Zamzam dibuat oleh Malaikat Jibril

Menurut sejarah Islam, mata air zamzam ditemukan oleh istri Nabi Ibrahim,  yaitu Siti Hajar setelah beliau berdoa dan berlari-lari bolak-balik antara Bukit Shafa dan Bukit Marwah dalam usahanya mencari air minum untuk bayinya Nabi Ismail. Atas perintah Allah, Malaikat Jibril menghentakkan kakinya  di padang pasir,lalu muncullah mata air itu. Siti Hajar menampung air yang mengalir dengan menggali tanah di sekitar mata air agar airnya tergenang sehingga mudah diambil dengan gayung.

2. Mata air sumber berkah

Sejak mata air zamzam itu muncul, padang pasir yang semula sepi menjadi ramai karena banyak orang datang untuk mengambil air zamzam. Selain itu, banyak musafir datang untuk mengambil  air dari mata air ajaib ini. Siti Hajar dan bayi Nabi Ismail yang semula tinggal sendirian di tempat sepi, kini memiliki banyak teman dan tetangga. Mata air zamzam telah memberikan berkah bagi bunda Nabi Ismail, juga masyarakat Mekah pada zaman dahulu. Apalagi sejak Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail membangun Kaabah, tempat itu semakin ramai, dan air zamzam sangat dibutuhkan bagi peziarah.

3. Mata airnya pernah hilang

Pada zaman dahulu, mata air zamzam pernah hilang karena tertutup oleh material pasir dan bebatuan akibat banjir bandang yang menyapu kota Mekah kuno.

Namun, ada juga riwayat yang mengisahkan mata air zamzam yang sudah digali menjadi sumur itu sengaja ditutup oleh Madhadh bin Amru Al-Jurhumi, penguasa Mekah kala itu. Pada waktu itu, kota Mekah  semakin ramai, sehingga banyak penguasa Arab ingin menaklukkan Mekah. Ketika Mekah dipimpin oleh Madhadh bin Amru Al-Jurhumi, ia pun diserang oleh musuh. Karena musuhnya sangat kuat, Madhadh bin Amru Al-Jurhumi memilih melarikan diri ke Yaman.

Sebelum pergi, ia mengubur barang berharga dan emas miliknya di dalam sumur zamzam, lalu menimbunnya dengan pasir sehingga sumur zamzam tersebut hilang.

4. Ditemukan kembali oleh Abdul Muthalib

Sebelum sumur zamzam ditemukan, Abdul Muthalib mengambil air dari sumur-sumur dari tempat yang jauh di luar kota Mekah untuk kebutuhan air bagi para jamaah haji.

Suatu hari, Umayyah bin Abdusy Syams menceritakan kisah Madhadh bin Amru Al-Jurhumi yang telah menimbun sumur zamzam.  Abdul Muthalib berdoa kepada Allah agar bisa menemukan kembali mata air itu. Ketika Abdul Muthalib tidur di Hijir Ismail (sebelah utara Kaabah), ia berkali-kali bermimpi didatangi seseorang dan disuruh menggali sumur zamzam.  

Lokasi sumur tersebut terletak hanya beberapa meter dekat Kaabah, di antara dua tiang yang biasa digunakan untuk men yembelih hewan kurban. Setelah menggali batuan dan pasir, ia menemukan dinding sumur.  Dari situ, ia semakin yakin kalau yang sedang ia gali adalah sumur zamzam.

Setelah menggali beberapa meter,  ia menemukan barang berharga berupa emas, pedang, dan baju perang dari besi.  Setelah ia menggali lebih dalam, akhirnya Abdul Muthalib menemukan mata  air zamzam yang memancar dari celah-celah bebatuan.

5. Sumur yang tak pernah kering

Sumur zamzam yang menjadi sumber dari air zamzam adalah sumur yang digali oleh Abdul Muthalib, sang kakek dari Nabi Muhammad SAW. Meskipun sumur tua ini sudah berumur ribuan tahun dan airnya diambil terus menerus untuk kebutuhan jamaah haji dan umrah, namun sumur ini tak pernah kering.

Mata air zamzam menyembur dari beberapa celah batuan dari dinding sumur.  Mata airnya mengalir sangat deras dan selalu memenuhi sumur.

Sumur zamzam memiliki kedalaman 30,5 meter dengan lubang sumur berdiametar 1,46 hingga 2,66 meter. Lapisan atas berupa batuan dan pasir. Setelah itu terdapat lapisan batuan berongga di mana mata air zamzam memancar pada kedalaman 13 meter. 

Mata air zamzam ini memancarkan 18,5 liter air per-detik atau 40 ribu liter air per-jam. Meskipun airnya setiap hari disedot untuk kebutuhan jamaah umrah dan haji, baik di Mekah maupun Madinah, sumur zamzam tak pernah kering.