Huh! Tigro paling benci ditertawakan. Ia berjuang keras supaya cepat berada di permukaan laut. Betapa terkejutnya Tigro ketika kepalanya muncul di permukaan air! Lautan itu amat luas. Tetapi, ia bertekad untuk menyeberanginya.
"Hei?! Apa itu yang timbul tenggelam di tengah laut?" teriak seorang nelayan. Karena ingin tahu, ia memacu perahu motornya ke tengah laut.
"Hah? Seekor harimau? Kalau ia kujual ke pemilik sirkus pasti mahal harganya," pikir nelayan itu. Nelayan itu lalu melemparkan jaring ke tubuh Tigro. Harimau malang itu meronta-ronta. Tetapi, ia tak bisa meloloskan diri.
Nelayan itu menarik tubuhnya ke atas perahu. "Oh, badanmu amat tegap. Aku yakin pemilik sirkus akan membelimu dengan harga mahal!" tutur nelayan itu puas.
Tigro amat takut. Ia tak suka dijual ke sirkus. Ia ingin hidup bebas di hutan. Ia sungguh menyesali sikapnya.
"Huh! Karena suka berbohong, aku mengalami petualangan yang pahit. Mulai sekarang aku berjanji tak akan berbohong lagi."
Tak lama perahu itu berlabuh di pantai. "Breeet...." Tigro merobek jaring dengan gigi-giginya yang tajam. Kemudian, ia meloncat ke darat dan melesat bagai anak panah menuju hutan. Sejak itu Tigro tak pernah berbohong. Ia hidup bahagia bersama teman-temannya di hutan.
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Anita.