Detektif Makan Siang

By Sylvana Toemon, Kamis, 12 April 2018 | 10:00 WIB
Detektif makan siang (Sylvana Toemon)

“Ayo kita ke dapur,” gumam Rudi, “bon makan yang dicoret artinya tidak makan di luar rumah. Berarti di dalam rumah. Kompor adalah benda yang ada di dapur. Gambar lemari itu bentuknya mirip seperti yang di dapur,” lanjut Rudi.

Tak lama kemudian, ketiga anak laki-laki itu menuju dapur. Mereka bersorak gembira ketika memasuki dapur. Mereka makin bersemangat melihat ada 4 lemari di sepanjang dinding.

“Pasti di dalam lemari-lemari ini ada gelas seperti yang ada di gambar,” terka Amir.

“Lemarinya dikunci,” sahut Bayu yang mencoba membuka.

“Lihat, itu ada kunci di dekat kompor,” celetuk Amir.

Rudi segera mengambil kunci-kunci itu. Ia memasukkannya ke dalam lubang kunci. Pelan-pelan ia membuka lemari-lemari itu. Lemari-lemari itu berisi peralatan masak dan makan.

“Nah, sekarang kita harus mencari yang ada gelasnya,” kata Rudi.

“Lihat! Lemari ini isinya gelas-gelas,” ujar Bayu.

Mereka mencari gelas yang mirip seperti di gambar dengan berhati-hati mulai dari rak paling bawah. Berkali-kali Rudi mengingatkan teman-temannya jangan sampai memecahkan gelas. Perlu waktu berjam-jam untuk menemukan gelas yang dimaksud. Mereka tetap giat mencari dan tak menghiraukan Bu Dini yang sedang memasak di dapur besar itu.

“Itu gelasnya,” sorak Amir gembira.

“Ssst… Hati-hati,” pesan Rudi mengingatkan.

Di dalam salah satu gelas itu ada gulungan kertas. Kertasnya cukup panjang. Rudi, Bayu, dan Amir berebut ingin membukanya. Kertas itu bon belanja bulanan di supermarket. Di balik bon itu ada gambar meja, piring, gelas, sendok, dan garpu.