Senyum, Dong!

By Sylvana Toemon, Kamis, 22 Juni 2017 | 04:41 WIB
Senyum, dong! (Sylvana Toemon)

"Maksudmu?" tanya Pak Gendut tak mengerti.

"Ami tahu mengapa toko Kakek sepi. Beberapa hari yang lalu, saat Ami bam tiba di toko Kakek, Ami melihat Kakek sedang cemberut. Mungkin, itu sebabnya orang-orang enggan berbelanja di toko ini. Mereka takut melihat wajah Kakek yang tak ramah. Kalau Kakek sedang di toko, senyum dong, Kek! Pembeli senang, lo, pada penjual yang ramah. Kakek pasti pernah dengar, ungkapan 'pembeli adalah raja'. Jadi kita mesti tetap ramah, walaupun pembeli cerewetnya bukan main," kata Ami.

Pak Gendut terdiam mendengar kata-kata Ami. Lalu mengangguk-angguk.

"Kamu benar, Ami! Kalau Kakek ingat-ingat, Kakek memang kurang ramah selama ini. Mungkin karena Kakek capek harus melakukan semuanya sendiri semenjak Kadir pergi. Maklumlah, Kakek, kan, sudah tua. Tapi, terima kasih cucuku. Kau sudah menyadarkan Kakek. Kau memang cucu Kakek yang pandai," puji Pak Gendut.

"Sebaiknya Kakek segera mencari seorang pelayan baru. Jadi Kakek tidak terlalu capek," kata Ami.

"Ya, Kakek akan segera melakukan apa yang kausarankan. Mencari pelayan toko yang rajin dan ramah. Juga selalu ingat, 'pembeli adalah raja'. Selain itu, Kakek harus selalu tersenyum pada setiap pembeli. Bukan begitu cucuku?" ujar Pak Gendut sambil mencubit pipi Ami.

Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Renny Yaniar.