Kenapa Ketupat Menjadi Tradisi Hidangan Saat Lebaran?

By Yomi Hanna, Sabtu, 24 Juni 2017 | 04:24 WIB
Ketupat saat lebaran (Foto: wikimedia.org) (Hanna Vivaldi)

Ketupat sering kali dihubungkan dengan hidangan atau sajian dalam perayaan Hari Raya Idul Fitri. Bagimana sejarahnya ya?

Ngaku lepat dan laku papat

Tradisi ketupat yang dipopulerkan oleh seorang Wali Sanga, Sunan Kalijaga, ini memiliki makna yang dalam tentang ajaran Islam. Kata ‘ketupat’ atau ‘kupat’ merupakan singkatan dari Ngaku Lepat yang artinya mengakui kesalahan dan Laku Papat yang berarti empat tindakan.

Mengakui kesalahan ditandai dengan adanya tradisi sungkeman yang biasanya dilakukan dengan cara bersimpuh di hadapan orangtua sambil meminta maaf atas kesalahan yang mungkin pernah dilakukan.

Sedangkan laku papat atau empat tindakan adalah mencerminkan empat kegiatan yang dilakukan dalam perayaan Idulfitri, yaitu lebaran, luberan, leburan, dan laburan.

Makna kata lebaran

Kata lebaran berasal dari kata lebar yang berarti bahwa adanya pintu pengampunan yang terbuka lebar. Selain itu, lebaran juga dapat diartikan sebagai usai yang menandai telah berakhirnya bulan suci Ramadan.

Makna kata luberan

Luberan artinya melimpah yang dijadikan sebagai simbol ajaran sedekah. Ini dihubungkan dengan kewajiban umat muslim saat menjelang Hari Raya Idulfitri adalah dengan membayar zakat fitrah. Nah, makna zakat fitrah yang lebih dalam adalah sebuah kesempatan bagi umat Muslim untuk berbagi kepada sesama.

Makna kata leburan

Sedangkan leburan itu artinya habis atau melebur yang memiliki makna bahwa perayaan Idulfitri adalah kesempatan dimana manusia kembali menjadi fitrah. Ini makanya kenapa pada saat lebaran biasanya umat muslim akan saling memohon maaf dari kesalahan untuk meleburkan kesalahan dan dosa.

Makna kata laburan