Kenapa Ketupat Menjadi Tradisi Hidangan Saat Lebaran?

By Yomi Hanna, Sabtu, 24 Juni 2017 | 04:24 WIB
Ketupat saat lebaran (Foto: wikimedia.org) (Hanna Vivaldi)

Terakhir adalah kata laburan yang berasal dari kata labur atau kapur. Kapur di sini maksudnya adalah zat yang biasanya berguna untuk menjernihkan air atau memutihkan dinding. Kata laburan mengandung makna bahwa manusia sebaiknya senantiasa menjaga kesucian lahir dan batinnya.

Pada saat Hari Raya Idulfitri, beberapa daerah di Jawa Timur menyesuaikan dengan tradisi yang dikenalkan oleh Sunan Kalijaga, yaitu menghidangkan ketupat justru pada saat lebaran hari ke-tujuh.

Filosofi ketupat

Selain makna di atas, ketupat juga memiliki filosofi yang maknanya cukup dalam. Bagian luar ketupat terdiri dari anyaman daun yang cukup rumit, ini dapat diibaratkan dengan kesalahan yang kita miliki.

Kemudian ketupat harus dibelah agar bisa dimakan, nah pada saat ketupat dibelah maka terlihatlah bagian isi ketupat yang berwarna putih.

Ini menggambarkan hati kita yang putih dan bersih setelah sebulan berpuasa, menahan hawa nafsu, melakukan ibadah, membayar zakat fitrah, serta setelah mengakui kesalahan dan memafkan orang lain.