Masjid Imaduddin, Tempat Isoma di Lintas Barat Sumatera

By Sigit Wahyu, Jumat, 23 Juni 2017 | 00:00 WIB
Masjid Imaduddin di Pekon Way Kerap, Tanggamus. Foto: Ricky Martin | Bobo.ID (Sigit Wahyu)

Tempat parkirnya luas dan aman, pengurusnya ramah, gratis gula, kopi, dan air panas. Itulah yang akan ditemukan di Masjid Imaduddin oleh para pengendara yang sedang melintas di jalan raya Lintas Barat Sumatera pada ruas jalan antara Kota AgungBengkunat. 

Karena keamanan dan kenyamanan terjamin, masjid ini menjadi tempat istirahat “isoma” (istirahat, solat, makan) favorit bagi para pengendara.

Pekon Way Kerap

Masjid Imaduddin yang dibangun pada tahun 2008 ini terletak di pekon Way Kerap, Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus.

Masjid ini terletak persis di kaki pegunungan Bukit Barisan Selatan, tepatnya di tikungan jalan ke arah pekon Way Kerap atau sebelum tanjakan Sedayu.

Dari arah Kota Agung ke Bengkunat, masjid ini terletak di sebelah kanan jalan, setelah melewati jembatan Semaka atau Polsek Semaka. 

Di pekon Way Kerap, sebetulnya sudah ada dua masjid. Namun, seorang tokoh masyarakat Way Kerap ingin membangun sebuah masjid di pinggir jalan untuk para pengendara yang sedang melakukan perjalanan jauh. Sebelum dibangun masjid, dulu tempat ini adalah rumah panggung dari kayu.

Gratis minuman dan air panas

Masjid Imaduddin terkenal bukan karena kemewahan arsitekturnya. Masjid ini sangatlah biasa dan sederhana, namun selalu terjaga kebersihannya.

Selain itu pengurus masjid juga sangat ramah dan selalu menyapa tamu-tamu yang datang. Tidak lupa, pengurus juga menyediakan air panas, kopi, teh, dan gula secara gratis.

Selain bisa istrahat, makan, minum, mandi, dan salat, di masjid ini para tamu juga bisa mengecas handphone.

Air panas, teh, kopi, dan gula gratis ini berasal dari uang sumbangan atau infaq para tamu yang mampir ke masjid ini.

Selain untuk menyediakan minuman dan air panas gratis, dari uang infaq masjid ini juga bisa memberikan honor untuk beberapa petugas kebersihan masjid yang dilakukan secara bergilir selama 24 jam.

Peduli kepada tamu

Saat melayani tamu-tamu masjid, petugas masjid selalu mengingatkan agar tas dan barang-barang berharga disimpan dan diawasi. Sebelum tamu meneruskan perjalanan, petugas juga mengingatkan untuk mengecek kembali barang-barangnya agar jangan sampai ada yang ketinggalan.

Menurut cerita seorang petugas masjid, pernah ada barang berharga tamu yang ketinggalan. Oleh petugas masjid, barang itu diamankan dan disimpan agar kalau pemiliknya datang, petugas masjid bisa memberikannya kepada yang berhak.  

Bisa berenang

Bagi anak-anak, mampir di Masjid Imaduddin akan sangat menyenangkan. Selain bisa istirahat sambil menghirup udara segar, anak-anak bisa berenang di kolam kecil dengan airnya yang dingin-dingin segar. Oya, air di masjid ini sangat berlimpah. Airnya berasal dari mata air yang keluar dari kaki pegunungan.

Rumah panggung

Tepat di depan masjid ada sebuah jalan ke arah kampung atau pekon Way Kerap. Kalau kamu  suka memotret, cobalah masuk dan berjalan-jalan sejenak di kampung ini.

Di sini ada pemandangan nan elok berupa deretan rumah panggung yang sudah tua namun masih kokoh. Tetapi jangan lupa, sebagai tamu kita tidak boleh sombong dan cuek dengan penduduk setempat.

Kita harus ramah dengan menyapa dan minta izin untuk memotret. Karena dengan keramahan, kita bisa menjadi saudara.

Foto: Ricky Martin