Sementara Runi sudah berlari jauh, Rudi malah berdiri membeku. Dia berdiri tanpa bisa berkata-kata walaupun sebenarnya ketakutan. Rudi masih belum bergerak saat pria brewok itu mendekatinya. Pria itu bertubuh tinggi besar seperti arca raksasa.
“Kamu pasti Rudi, ya?” tanyanya dengan ramah.
Mendengar suaranya yang ramah, Rudi memberanikan diri melihat ke wajah orang itu. Rudi dapat melihat sinar mata ramah orang itu. Rudi membayangkan tentunya ada senyum ramah pula di balik brewoknya.
“Iya, aku Rudi,” jawab Rudi pelan. Dia masih ketakutan.
“Mamaaaaa… Itu orangnya. Lihat, dia mau menculik Rudiiii,” jerit Runi dari kejauhan.
“Hai Dini, apa kabar?” tanya orang itu sambil melambaikan tangan ke arah Bu Dini.
“Niko?” ucap Bu Dini.
Pria bernama Niko itu mengiyakan sambil tertawa. Itu membuat wajahnya lebih ramah dan tidak terlalu menyeramkan. Diam-diam Runi keluar dari tempat persembunyiannya di punggung ibunya.
“Mama kenal?” tanya Rudi.
“Ini Om Niko, sepupu Mama yang chef itu. Om Niko memang suka memasak sejak dulu, sejak masih tinggal di rumah ini,” ujar Bu Dini.
Rudi dan Runi menangguk-angguk mendengar penjelasan mamanya. Ternyata orang misterius itu adalah seorang chef yang masih bersepupu dengan Bu Dini. Samar-samar mereka mengingat Om Niko yang pernah mereka temui pada saat berumur 5 tahun. Saat itu Om Niko tidak brewokan. Ia memasak untuk acara syukuran ulang tahun Rudi dan Runi.
“Aku sudah menganggap rumah ini seperti rumahku sendiri. Seperti yang tadi mamamu katakan, dulu aku tinggal di sini. Aku sering datang ke sini untuk mengambil bahan dan bumbu untuk masakanku. Kita jarang bertemu karena kalian belum lama pindah ke rumah ini,” kata Om Niko.