Puspita heran karena harga buku di sekolah berbeda jauh dengan harga buku yang ia beli bersama Ayah di toko. Harga buku di toko jauh lebih murah padahal bukunya sama persis.
Hari Senin pun tiba. Setelah selesai upacara bendera, Puspita cepat-cepat menghampiri Bu Nila. Ia ingin menjelaskan tentang perbedaan harga buku di sekolah dan di tokok buku. Namun, Bu Nila tampak sedang serius bercakap dengan Pak Kepala Sekolah. Puspita akhirnya masuk ke kelas.
“Pus, sudah punya buku baru?” tanya Bayu.
“Iya nih, Yu. Aku beli di toko buku,” jawab Puspita. Ia lalu cepat-cepat menambahkan, “Bayu, karena kamu ketua kelas, aku mau kasih tahu sesuatu.”
Puspita lalu bercerita tentang harga buku yang lebih murah di toko.
“Kita harus pastikan lagi kalau bukunya sama Pus,” kata Bayu.
Pada saat jam istirahat, mereka berdua pergi ke koperasi untuk memastikan.
“Ternyata benar, Pus. Buku di koperasi ini, sama persis dengan buku yang kamu beli ini,” bisik Bayu.
Bayu dan Puspita bergegas pergi ke ruang guru. Saat itu ruang guru sedang sepi karena beberapa guru harus ke dinas pendidikan. Untunglah Bu Nila ada di situ. Mereka segera menghampiri Bu Nila dan bercerita soal harga buku.
Bu Nila kaget mendengarnya. Ia memeriksa dengan teliti buku yang dibeli Puspita beserta harga yang tertera. Seperti Bayu, Bu Nila pun kini yakin kalau buku yang dibeli Puspita itu sama persis dengan buku yang di koperasi.
“Terima kasih ya Puspita. Ibu akan coba sampaikan ke petugas koperasi. Mungkin ada kesalahan dalam menghitung harga,” kata Bu Nila.
Bayu dan Puspita pun kembali ke kelas. Mereka sebenarnya ingin memberitahu teman-teman agar tidak membeli buku terlebih dahulu. Namun menurut Puspita, lebih baik Bu Nila yang mengumumkan hal itu. Maka ia dan Bayu pun tidak bercerita apa-apa. Sampai ketika bel istirahat berbunyi...
“Puspita, yuk ikut Bu Guru,” tiba-tiba Bu Nila masuk kelas dan memanggil Puspita.
Puspita pun mengikuti langkah Bu Nila. Puspita awalnya mengira akan diajak ke ruang guru. Namun ternyata Bu Nila melangkah ke ruang kepala sekolah.