Konon, dalam perang sesungguhnya, para penari yang sudah kerasukan roh akan berteriak-teriak mengeluarkan kata-kata Aulee... Aulee... yang berarti banjir darah!
Kekayaan budaya Maluku
Pada zaman dahulu, cakalele merupakan tarian perang. Meski semua sudah dalam keadaan tenang dan damai, tarian perang cakalele tetap hidup menjadi kekayaan budaya bangsa Maluku.
Pak Klion Silulu, seorang penari cakalele di Loloda, Kabupaten Halmahera Barat, menjelaskan bahwa sekarang tarian cakalele telah berkembang menjadi tiga macam. Yaitu, cakalele untuk menyambut tamu, cakalele untuk upacara adat, dan cakalele untuk berperang.
Namun pada kenyataannya, tarian cakalele untuk berperang tidak pernah dilakukan lagi. Itu karena, pada zaman sekarang sudah tidak ada lagi perang.