Apabila lampu pengatur lalu-lintas masih menimbulkan kemacetan yang panjang akibat jumlah kendaraan yang hendak melintas cukup banyak, maka perlu dibangun jalan layang.
3. Jalan Searah dan Sistem Buka Tutup
Sistem jalan searah sangat efektif untuk mengatasi kemacetan, asal badan jalan tidak digunakan untuk parkir. Apabila arus kendaraan tidak padat, sistem jalan searah bisa diubah lagi menjadi sistem dua arah dengan memberlakukan sistem buka tutup. Sistem buka tutup artinya, pada jam-jam tertentu berlaku jalan dua arah, tetapi pada jam-jam tertentu bisa ditutup menjadi satu arah.
4. Lingkaran di Tengah Persimpangan
Apabila persimpangan jalan memiliki ruang yang cukup luas dan arus kendaraan tidak begitu padat, maka sistem membangun lingkaran berbentuk tugu/taman di tengah persimpangan bisa mengatasi kemacetan. Dengan sistem lingkaran di tengah persimpangan, semua kendaraann yang hendak belok ke kanan harus melingkari taman atau tugu. Namun, kalau arus kendaraan sudah sangat padat, maka sistem lingkaran di tengah persimpangan bisa dikombinasi dengan memasang lampu pengatur lalu-lintas.
5. Simpang Susun
Sistem jalan simpang susun ini menggabungkan jalan layang dan jalan searah dengan sistem percabangan yang rumit. Agar pengemudi tidak salah arah, setiap percabangan dipasang rambu-rambu penunjuk arah.
Salah satu contoh jalan raya simpang susun adalah Jembatan Semanggi Jakarta. Dengan sistem jalan satu arah, arus lalu-lintas diatur sedemikian rupa, sehingga kendaraan bisa menuju ke arah mana pun tanpa harus melewati persimpangan.
Bagaimana arah arus lalu-lintas yang terjadi pada simpang susun Jembatan Semanggi sekarang? Yuk, kita cermati skema di bawah ini.
Sumber gambar: nptel.ac.in, Infografi Jembatan Semanggi: detik.com