Jembatan ini pertama dibangun pada saat pemerintahan Presiden Soekarno. Ternyata selain bentuknya yang mirip dengan daun semanggi, ada alasan lain kenapa jembatan ini dinamakan demikian.
Dari daun semanggi
Semanggi adalah tumbuhan bernama latin Marsilea mutica. Setiap tangkainya, terdapat tiga sampai empat helai daun. Daun ini berbentuk lonjong, panjangnya sekitar 2 cm dan lebarnya 1 cm. Biasanya, daun semanggi digunakan sebagai lalapan. Selain itu, dulu kawasan tempat dibangunnya jembatan itu berupa rawa-rawa. Di sana tumbuh banyak pohon semanggi. Pohon ini sejenis paku air yang struktur daunnya agak menyatu.
Filosofi daun semanggi
Bung Karno pernah mengemukakan filosofi dari daun semanggi, yaitu simbol persatuan. Bung Karno mengibaratkannya sebagai ‘suh’ atau pengikat sapu lidi. Tanpa ‘suh’, sebatang lidi akan mudah patah. Sebaliknya, jika lidi-lidi tersebut diikat dengan ‘suh’, maka akan menjadi kokoh dan dapat bermanfaat menjadi alat pembersih. Dengan bersatu akan menjadi kuat, demikain pula Jembatan Semanggi itu menyatukan berbagai wilayah di Ibu Kota, sekaligus mempersatukan segenap bangsa ini. Jembatan tersebut terletak di daerah Karet, Semanggi, Setiabudi.
Ditentang
Pada masa awal pembangunannya, banyak pihak yang memprotes. Masyarakat menganggap proyek tersebut menghambur uang negara. Padahal, masih banyak rakyat yang menderita karena kemiskinan. Namun, Bung Karno melihat jauh ke depan, dan berpikir bahwa hal ini untuk kepentingan yang lebih besar.
Untuk mengatasi kemacetan
Bung Karno awalnya ingin membangun sebuah stadion olahraga megah di kawasan Senayan. Namun Ir. Sutami yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum, mengusulkan hal lain. Ir. Sutami mengusulkan agar dibangun jembatan untuk mengatasi kemungkinan munculanya kemacetan lalu lintas. Di wilayah itu memang merupakan titik pertemuan jalan besar, antara Jalan Gatot Soebroto dengan Jalan Sudirman.
Dibangun tahun 1961
Akhirnya, Bung Karno memutuskan agar pembangunan Jembatan Semanggi dijadikan satu dengan pembangunan Gelora Senayan (sekarang Gelora Bung Karno), Hotel Indonesia, dan lainnya. Semua fasilitas itu dibangun untuk menyambut perhelatan Asian Games tahun 1962. Jembatan Semanggi sendiri mulai dibangun pada tahun 1961.
Karena konsepnya adalah persimpangan tanpa traffic light, maka jembatan dibangun melingkar. Jembatan tersebut menjadi poros lalu lintas Ibu Kota, sekaligus menjadi simbol kemakmuran perekonomian.
Penulis | : | Danastri Permata Putri |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR