Kalau kita berdiri di atas gedung pencakar langit sambil menikmati indahnya lampu-lampu di kawasan Jembatan Semanggi Jakarta, kita akan menyaksikan pemandangan yang sangat elok, yakni sebentuk “cincin raksasa”. "Cincin raksasa" itu seolah melayang di atas jalan simpang susun Jembatan Semanggi. Konon, keindahan jalan layang baru Semanggi yang melingkar di atas jalan tol dalam kota ini akan menjadi ikon baru Jakarta selain Monuman Nasional (Monas).
Jalan Melengkung Terpanjang
Jalan layang yang baru tersebut merupakan jalan layang melengkung terpanjang partama di Indonesia dengan panjang 1.622 meter.
Terdiri dua jalan layang, jalan layang pertama (ramp 1) sepanjang 796 meter untuk lintasan dari arah Grogol/Slipi ke arah Blok M. Jalan layang kedua (ramp 2) sepanjang 826 meter untuk lintasan dari arah MT Haryono ke arah Jalan Jend. Sudirman/Bundaran HI.
Jalan layang baru Semanggi ini dibangun selama satu tahun. Selama pembangunan, jalan simpang susun Jembatan Semanggi tetap digunakan seperti biasa. Jalan layang baru ini diharapkan bisa mengurangi kemacetan arus lalu lintas.
Baca ini juga, yuk: Simpang Susun Semanggi, Jembatan Tercanggih Saat Ini
Potongan-potongan
Jalan layang baru Semanggi dibangun dengan cara menyambung potongan-potongan kerangka jalan yang sudah dicetak di pabrik.
Potongan-potongan kerangka jalan tersebut berupa bentang beton yang disebut box girder. Setiap box girder dicetak khusus sesuai ukuran dan harus tepat atau presisi.
Satu per satu box girder tersebut diangkat menggunakan alat khusus yang disebut prestige box girder dan dipasang melayang di atas tiang yang sudah disiapkan.
Setiap pemasangan box girder hanya membutuhkan waktu paling lama 60 menit. Hebatnya, pemasangan box girder ini tanpa mengganggu arus lalu-lintas di bawahnya.
Baca ini juga, yuk: Asal Mula Jembatan Semanggi
Kita ikut bangga karena jalan layang baru Semanggi yang akan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Bapak Joko Widodo pada 17 Agustus 2017 ini merupakan karya hebat para ahli konstruksi putra-putri Indonesia.
Contoh Bentuk Kesenian Tradisional di Indonesia, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR