Hewan-Hewan Ajaib Komidi Putar

By Vanda Parengkuan, Rabu, 14 Maret 2018 | 04:00 WIB
Hewan-Hean Ajaib Komidi Putar (Vanda Parengkuan)

Malam itu, seperti janjinya, Pietro kembali ke tempat komidi putar itu. Ia membuka tali yang mengikat Kuda Emas. Kuda Emas lalu membuka tali-tali yang mengikat teman-temannya.

“Pietro, ayo lompat ke punggungku! Ayo kita pergi!”

Si  Kuda Emas mencium aroma rumput-rumput kering, dan nyamannya udara di malam hari. Ia mengibaskan surainya yang berwarna emas itu dengan tidak sabar. Pietro segera naik ke punggung Kuda Emas. Kuda Emas pun melesat lari. Hewan-hewan komidi putar lainnya mengikuti dari belakang.  

Mereka berlari sepanjang jalan dan melewati kincir angin. Di bawah terang rembulan, tampak hewan-hewan berwarna-warni berarak-arakan. Ada Pietro dan  Kuda Emas. Ada si Kambing, Si Kelinci Putih, dan hewan-hewan lainnya. Semua tampak bahagia.  

Di tengah perjalanan, mereka melihat sebuah rumah tua.

“Apakah ini rumah penyihir?” tanya  Kuda Emas.

Pietro tertawa. “Bukan! Yang tinggal di rumah ini bukan penyihir. Ini rumah Bu Selma. Dia pandai membuat selai, minuman, dan makanan manis…”

Tak beberapa lama kemudian, Bu Selma membuka pintunya.

“Masuklah kawan-kawan!” undangnya.

Rumah Bu Selma adalah sebuah pondok kecil yang sempit. Langit-langit rumahnya rendah. Namun, mereka semua lama-kelamaan terbiasa dengan pondok itu dan menganggap seperti rumah sendiri.

“Siapa yang ingin pancake gandum?” tanya Bu Selma.

Mata Pietro berbinar dan terlihat senang mendengar itu.