Tiga Kupu-Kupu Pembawa Pesan (Bagian 1)

By Putri Puspita, Rabu, 23 Agustus 2017 | 08:00 WIB
Rumah merah muda (Putri Puspita)

Pangeran terbangun. Ia sangat terkejut karena tiba-tiba sudah berada di tengah hutan.

“Kenapa aku bisa ada di sini?” tanya Pangeran sambil memegang kepalanya. Ia duduk diam sebentar untuk mengingat peristiwa yang terjadi sebelumnya.

“Ah iya!” kata Pangeran sambil mengingat apa yang terjadi sebelumnya.

Malam itu Pangeran pulang berkeliling dari rumah-rumah rakyatnya. Sampai di tengah jalan, ia dihadang oleh banyak sekali perampok. Pangeran yang hanya ditemani satu pengawal kewalahan untuk melawan. Para perampok itu menyemprotkan suatu gas yang membuat kepala jadi sangat pusing ketika gas itu terhirup. Akhirnya … ia tidak ingat lagi apa yang terjadi dan tiba-tiba sudah terbangun di sini.

Pangeran berjalan-jalan di sekitar hutan yang ia tidak kenali itu. Ia merasa tidak pernah mendatangi bagian hutan ini sebelumnya.

Krioookk….

Tiba-tiba suara perut pangeran terdengar. Ia sangat lapar. Namun, di tengah hutan tidak boleh makan sembarangan karena bisa jadi itu buah beracun.

Tak lama berjalan, pangeran mencium aroma lezat sekali. Rasa laparnya membuat pangeran mencari-cari asal aroma lezat itu. Ia berjalan ke timur, semakin lama aromanya semakin jelas tercium. Semakin lama, kawasan hutan yang dilewatinya semakin terang.

Sampailah pangeran di sebuah rumah berwarna merah muda yang indah sekali. Ada suara nyanyian dan beberapa alat dapur yang digunakan. Suara yang merdu.

Halaman rumah ini sangat indah, ada banyak bunga-bunga. Saat pangeran berjalan semakin mendekat, semakin mendekat, pintu rumah terbuka.

Seorang wanita cantik terkejut sekali melihat seorang pangeran datang. Matanya terbuka lebar, nyanyiannya berhenti.

“Pangeran….” kata wanita cantik itu.