Dua Detektif Cilik yang Cerdik

By Putri Puspita, Jumat, 25 Agustus 2017 | 07:00 WIB
Dua detektif cilik yang cerdik (Putri Puspita)

“Miiiiaaaawwwww…” terdengar suara Tobi menirukan kucing. Mirip sekali.

Orang-orang itu pun tak curiga lagi. Mereka segera pergi.

Ketika situasi sudah aman. Tobi dan Robi segera menuju sekolah. Mereka harus memberitahu Ayah atau siapapun guru yang masih ada di sekolah. Sayangnya, saat sampai di sekolah, suasana sudah sepi.

“Oh iya! Kan guru-guru harus rapat di kecamatan, Tob,” kata Robi.

“Ah, kamu benar!” kata Tobi.

“Kita harus siapkan rencana lain,” kata Robi.

“Bagaimana kalau kita katakan ini pada Pak Rahmat, tukang kebun sekolah?’ kata Tobi.

“Ah! Pintar kamu!” jawab Robi.

Mereka segera menghampiri rumah Pak Rahmat yang tidak jauh dari sekolah. Setelah mendengar berita yang dibawa Robi dan Tobi, mereka segera menyusun rencana.

“Sore ini kita berjaga di dalam perpustakaan. Tapi kita buat suasanannya seperti sepi tidak ada orang. Saat mereka melompat lewat jendela, kita langsung tangkap. Itulah ideku dan Tobi Pak,” kata Robi.

“Bagus, Ide bagus. Bapak akan siapkan tali untuk berjaga-jaga kalau mereka kabur,” jawab Pak Rahmat.

Tobi dan Robi meminjam telepon genggam Pak Rahmat untuk menghubungi Ayah lewat pesan singkat.  Mereka berharap agar Ayah segera ke sekolah sepulang dari kecamatan. Setelah itu, mereka segera berangkat ke sekolah.

Tepat seperti dugaan. Pencuri itu datang di sore hari menjelang malam. Mereka melompat lewat jendela. Namun, sayangnya mereka sudah disambut oleh Pak Rahmat, Robi, dan Tobi.

Pencuri itu kebingungan dan ingin berlari, tetapi Pak Rahmat mengikat mereka dengan tali yang sudah disiapkan. Tak lama kemudian Ayah datang membawa hansip dan Pak RT. Mereka pun dibawa ke balai desa untuk menjelaskan perbuatannya.

“Kalian memang anak kembar Ayah yang hebat!” kata Ayah pada Robi dan Tobi.

“Iya dong! Anak Ayah!” jawab mereka kompak.

Cerita: Putri Puspita