Hati-hati dengan Bulu Babi

By Sigit Wahyu, Selasa, 22 Agustus 2017 | 05:17 WIB
Diadema antillarum (landak laut) durinya panjang. (Sigit Wahyu)

Konon, banyaknya hewan bulu babi merupakan tanda rusaknya terumbu karang. Namun, bulu babi juga menjadi tanda bahwa tempat tersebut tidak tercemari logam berat.

Dagingnya Enak

Di beberapa tempat, nelayan mencari bulu babi yang besar untuk dimakan. Untuk mengeluarkan dagingnya, nelayan harus membersihkan rambut bulu babi yang beracun itu dengan cara mengguntingnya sampai pendek. Setelah itu, baru dibuka untuk diambil dagingnya. 

Daging bulu babi bisa dimasak atau langsung dikonsumsi setelah dicocol dengan air jeruk lemon. 

Di Raja Ampat, nelayan mengonsumsi daging bulu babi untuk lauk makan papeda. Sedangkan chef-chef di  Jepang  menggunakan daging bulu babi untuk membuat sushi dan sashimi.

Sumber foto: primo.com, noaa.gov, roboastra.com