"Tak masalah. Apa syaratmu?" tantang Pangeran. Ah, paling-paling ia meminta uang atau perhiasan, batin Pangeran.
"Syaratnya kau harus belajar menulis dan membaca!"
"Apa?" Pangeran Tobias terperangah tak percaya.
Permintaan yang aneh.Tapi demi sebait syair dan puisi, ia menyanggupi syarat tersebut. Hampir setiap hari Pangeran datang ke kolam istana. Ia belajar menulis dan membaca pada gadis pemetik harpa. Malam hari menjelang tidur, Pangeran Tobias tak pernah lupa mengulang pelajarannya. Gadis pemetik harpa memenuhi janjinya. Ia membuatkan sebait syair yang indah. Akan tetapi, karena asyik belajar, Pangeran Tobias malah lupa akan tujuannya semula. Yaitu membuat syair untuk Puteri Milda.
Beberapa waktu kemudian, Pangeran mulai lancar membaca dan menulis. Perlahan-lahan ia juga sudah bisa menulis syairnya sendiri. Selain itu, Pangeran juga mulai pandai berhitung. Dan olala...
Pangeran Tobias baru tahu!
Ternyata selama ini ia hanya melihat enam putri raja saja. Bukan tujuh! Itu karena dulu Pangeran Tobias belum bisa berhitung. Lalu, siapakah putri ketujuh? Ternyata tak lain adalah gadis pemetik harpa! Puteri Zoya, si bungsu yang pintar.
"Maaf, kalau selama ini aku tak memberitahumu. Aku tak mau kakakku menikah dengan seorang pangeran buta huruf!" ujar Puteri Zoya, si gadis pemetik harpa.
"Dari mana kau tahu kalau aku seorang pangeran?"
"Ayahku yang memberitahu. Kata Ayah, akan ada seorang pangeran datang untuk mencari gadis tercantik untuk dijadikannya istri. Ayahku menduga, kau pasti berniat meminang kakak pertamaku. Kecantikannya tiada tara. Tapi ayahku resah karena kau buta huruf akibat malas belajar. Bagaimana kau akan memimpin negerimu kelak kalau kau sendiri tak pernah mau belajar?"
Pangeran Tobias tertunduk malu mendengar kata-kata Puteri Zoya. Ia lalu Membatalkan niatnya untuk meminang Putri Milda. Ia kembali ke negerinya dan belajar dengan tekun. Beberapa tahun kemudian Pangeran Tobias menjadi seorang pujangga yang pandai membuat syair-syair indah. Suatu ketika, sang pangeran kembali ke negeri tujuh putri. Ia datang untuk meminang.
"Ah, sayang sekali, Pangeran!" sesal baginda raja.
"Putri Milda sudah dipinang seorang raja lima tahun lalu!"
“Tak apa, Yang Mulia," jawab Pangeran Tobias tenang.
"Saya datang untuk meminang Puteri Zoya, si puteri bungsu!"
Akhirnya Pangeran Tobias menikahi Putri Zoya. Gadis pemetik harpa itu kini telah tumbuh menjadi gadis dewasa. Pangeran telah menemukan gadis tercantik impiannya. llmu pengetahuan membuka pikirannya bahwa gadis yang cantik adalah gadis yang cerdas. Bukan hanya sekedar cantik wajahnya.
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Dwi Pujiastuti.