Pangeran mengangguk dan mengerti. Para kupu-kupu memang berhati lembut.
“Sebentar, aku mendengar pesan dari Ra,” kata Sa.
Mereka menepi sebentar, bersandar di sebuah pohon. “Pangeran, di depan ada beberaoa orang bekuda yang mirip dengan orang yang membawamu semalam ke hutan ini. Kita harus berhati-hati,” kata Sa.
Pangeran mengangguk. Mereka melanjutkan perjalanan dengan langkah yang lebih pelan. Beberapa saat kemudian ada derap langkah kuda. Pangeran bersembunyi di balik pohon.
“Kau sudah pastikan Pangeran tersebut tidak akan kembali ke istana?” kata seseorang bertopeng.
“Sudah, ia tak mungkin bisa kembali,” jawab yang lain.
“Baiklah, malam ini kita akan layangkan ancaman ke istana agar kita dapat uang yang banyak. Hahaaha!”
Mendengar hal itu, Pangeran begitu marah. “Jangan marah Pangeran, kita harus sampai ke istana lebih cepat dari mereka. Hal itu bisa menyelamatkan istana,” kata El.
Benar juga kata El. Lebih cepat sampai di istana adalah cara yang paling tepat. Namun, bagaimana caranya? Para perampok itu menggunaka kuda, sedangkan pangeran hanya berjalan kaki.
“Aku mendengar pesan dari Ra,” kata El.
“Aha! Kata Ra, kita bisa sampai lebih cepat lewat jalan pintas. Namun, jalan pintas itu harus melewati sungai yang berarus deras.
“Tidak apa-apa. Mari kita lewat sana sekarang!” kata Pangeran,