Suara pintu diketuk. Aku dan Ibu berpandangan. Detakan jantung kami lebih terasa dari biasanya. Mungkinkah itu Bapak? Tentu saja kami berharap benar.
Ibu membuka pintu dan mendapati Pak Pardi, ketua nelayan ada disana. Pak Pardi tersenyum. “Suamimu kembali, Bapak kamu sudah pulang,” katanya. Aku dan Ibu tersenyum senang. Kami berpelukan lagi. Kami pun langsung menuju balai nelayan dekat sana, menemui Bapak.
Tak peduli ada berapa banyak orang disana. Kami hanya ingin memeluk Bapak. Ia lebih kurus dari biasanya. Banyak bisik-bisik yang bilang Bapak dihadang orang jahat di tengah laut, dirampok, dan dibuat tak sadar hingga tersesat ke negara orang.
Perjalanan yang Bapak lewati pasti panjang, lebih berat dari penantian aku dan Ibu. Kami memeluknya. Semoga pelukan ini membuat tenaga Bapak sedikit demi sedikit kembali.
Tamat