Belum Cukup Umur? Jangan Naik Motor!

By willa widiana, Rabu, 17 Januari 2018 | 08:28 WIB
Belum Cukup Umur? Jangan Naik Motor! (willa widiana)

Bobo.id - Anak-anak seperti kita masih belum boleh mengendarai motor. Tetapi, tetap saja ada beberapa teman kita yang mengendarai motor sendirian. Kira-kira... kenapa, ya?

Sebagian Otaknya Belum Matang

Masa anak-anak adalah masa pertumbuhan. Disebut masa pertumbuhan karena banyak bagian penting dari tubuhnya sedang berkembang, alias belum matang. Misalnya, otak. Otak anak belum berkembang sempurna. Ada bagian otak tertentu yang matang lebih dulu, sementara yang lainnya belakangan.

Amigdala, Gudang Emosi

Ada bagian otak yang mengatur perilaku kita, yakni amigdala dan lobus frontal. Amigdala adalah gudang penyimpan emosi. Rasa marah, senang, sedih, semangat, dan suka tantangan letaknya di sini. Amigdala membuat kita punya keinginan untuk menang, enggak mau disaingi, bahkan bersikap nekat.

Lobus Frontal yang Bijak

Lobus frontal adalah otak bagian depan. Ia bertugas sebagai hakim yang memutuskan apakah sesuatu itu baik atau tidak. Dia bertugas menilai ide amigdala. Misalnya, ketika amigdala punya ide ngebut sambil zig-zag, lobus frontal buru-buru mengingatkan bahwa itu berbahaya.

Lobus frontal juga mirip polisi yang selalu mengingatkan amigdala agar tidak bertingkah berlebihan.

Amigdala Matang Duluan

Pada masa anak-anak, amigdala berkembang lebih dulu daripada lobus frontal. Itulah kenapa, anak-anak biasanya suka buru-buru jika memilih sesuatu. Asal suka, langsung ambil! Padahal, belum tentu yang disukai itu baik. Hal itulah yang membuat anak-anak dikatakan belum dewasa. sebab, bagian otaknya yang bijaksana (lobus frontal) belum matang benar. Karena itu, anak-anak dilarang mengendarai motor sendiri. Jika asal ngebut, dia bisa membahayakan dirinya sendiri dan orang lain.

Seperti Motor Tanpa Rem

Ibarat mesin motor, amigdala adalah bensin. Ia membuat mesin jadi punya tenaga untuk bergerak. Sedangkan lobus frontal adalah remnya. Karena lobus frontal anak-anak belum sempurna, dia jadi seperti motor tanpa rem. Bayangkan, bahaya sekali, kan, naik motor tanpa rem?

Seperti itulah yang akan terjadi, jika anak-anak naik motor. Kalau mereka sudah ingin ngebut atau zig -zag di jalanan, tak ada yang bisa mencegahnya. Pikirannya dikuasai amigdala yang memanjakan emosi.

Jadinya malah seperti disoraki suporter. Ayo, ngebut terus! Ayo, kamu pasti bisa! Padahal, fisik anak-anak juga belum sempurna. Tangan dan kaki mereka tidak setangkas orang dewasa. tahu-tahu... BRAKK...! Duuh... jangan sampai itu menimpa kita, deh!

Nah, Teman-teman, sekarang kamu sudah tahu, kan, kenapa masih ada anak-anak yang suka naik motor sendirian?

Teks & Ilustrasi: Joko/Majalah Bobo