Kapten Wandi

By Sylvana Toemon, Senin, 12 Maret 2018 | 05:00 WIB
Kapten Wandi (Sylvana Toemon)

Tin! Tin! Terdengar bunyi klakson mobil yang dikemudikan oleh Pak Wandi. Pak Wandi adalah pengemudi mobil jemputan yang akan mengantarkan Rudi dan Runi pulang. Selain mereka, masih ada Naura, serta 2 bersaudara Arin dan Cantika.

“Anak-anak, ayo cepat masuk ke mobil! Sebentar lagi hujan,” panggil Pak Wandi.

Mendengar panggilan Pak Wandi, semua anak bergegas masuk ke dalam mobil. Rudi duduk di depan, di samping Pak Wandi. Saat itu langit terlihat sangat gelap, warnanya abu-abu kehitaman. Tak lama kemudian, rintik hujan pun turun.

Hujan itu makin lama makin lebat. Pak Wandi berusaha melihat ke depan dengan mencondongkan badannya. Sesekali ia menghapus embun di kaca depan. Gerakan wiper sudah kencang, namun tetap saja pemandangan di depan tak dapat terlihat dengan jelas.

GELEGAR! Terdengar suara petir menggelegar. Semua terkejut mendengarnya.

“Huaaaa…!” terdengar tangisan Cantika yang ketakutan. Di sampingnya ada Arin yang berusaha menenangkan adiknya yang masih kelas 1 SD itu. Sementara Runi dan Naura duduk berdekatan. Mereka juga ketakutan.

“Anak-anak, tenang, ya!” pinta Pak Wandi.

Mobil yang dikemudikan Pak Wandi berjalan perlahan menembus hujan. Mobil itu berjalan makin pelan, sampai akhirnya berhenti. Mobil itu mogok. Sedangkan di luar sedang hujan lebat. Dari kaca jendela, mereka dapat melihat genangan air yang semakin tinggi.

Brrrt! Brrrt! Terdengar bunyi mesin yang coba dinyalakan. Pak Wandi berkali-kali menyalakan mesin mobilnya. Namun, tetap tak kunjung menyala.

“Pak Wandi, bagaimana ini?” tanya Runi cemas.

“Tenang saja! Pak Wandi menelepon dulu untuk minta bantuan, ya,” ujar Pak Wandi menenangkan.

Pak Wandi menjulurkan tangan untuk mengambil telepon genggamnya di samping kiri. Rudi berusaha membantu mengambilkannya. Namun, tanpa sengaja, telepon genggam itu terjatuh.