Lebih Mengenal Teman

By Sylvana Toemon, Senin, 7 Mei 2018 | 10:00 WIB
Lebih mengenal teman (Sylvana Toemon)

Anak-anak kelas 4 hari itu ribut sekali. Mereka mendapat tugas kelompok. Setiap kelompok yang terdiri dari 8 orang. Runi, Naura, Keyla, Nia, dan Salsa langsung berkumpul membentuk lingkaran. Kelima sahabat ini sangat ingin tergabung dalam 1 kelompok yang sama.

“Bu Wati, kami 1 kelompok, ya,” pinta Runi.

“Setiap kelompok harus ada anak laki-laki dan perempuan,” ucap Bu Wati.

“Rudi, ayo gabung ke sini,” ajak Keyla.

“Kelompok kita masih kurang 2 orang, lo,” ujar Salsa mengingatkan.

“Bagaimana kalau kita ajak Bayu dan Amir? Jadi Rudi tidak menjadi satu-satunya anak laki-laki,” usul Nia.

“Setuju!” usul itu disambut gembira oleh Rudi. Bayu dan Amir adalah sahabat-sahabat Rudi.

Bu Wati berkeliling kelas untuk membantu pembagian kelompok. Anak-anak yang belum mendapatkan kelompok disatukan dengan anak lainnya sampai berjumlah 8 orang.

“Nah, sekarang kalian Ibu beri waktu untuk berkenalan dengan anggota kelompokmu,” kata Bu Wati dengan lantang.

“Berkenalan? Buat apa? Kami, kan, sekelas. Semuanya sudah kenal,” terdengar bisik-bisik anak-anak kelas 4.

“Iya, Bu, buat apa berkenalan lagi? Kami sudah berteman,” sahut Runi lantang.

“Berkenalan itu tidak hanya sekedar nama. Kalian juga harus tahu apa yang disukai oleh teman-temanmu, apa cita-citanya, dan juga bagaimana pandangan dia terhadap kamu,” ujar Bu Wati.