Pembuat Arang dan Pembuat Perhiasan

By Vanda Parengkuan, Rabu, 4 April 2018 | 12:00 WIB
Pembuat Arang dan Pembuat Perhiasan (Vanda Parengkuan)

“Kau tunggulah di sini! Aku akan kembali ke sana dan meminta arang dari orang kerdil tadi sebanyak mungkin,” kata Jewo. Ia pun berlari menuju tepi hutan lagi.

Ketika melewati tempat tadi, ternyata para orang kerdil masih ada di sana. Mereka masih menari gembira mengelilingi karung arang. Walau tidak ditawarkan, Jewo meminta arang pada pemimpin orang kerdil.

“Ambillah sesukamu,” kata pemimpin orang kerdil.

Dengan serakahnya, Jewo mengambil dua karung arang yang tergeletak di situ. Ia lalu pergi dan menemui Karko yang masih menunggunya di taman.

“Aku akan membuat perhiasan yang  indah dengan emas-emas ini. Lalu akan kujual berkali-kali lipat mahalnya,” seru Jewo.

Dengan tergesa-gesa, Jewo perhiasan membuka kedua karung itu. Namun betapa terkejutnya ia, karena isinya tetap arang. Tidak ada yang berubah menjadi emas.

“Astagaaa, jangan-jangan… “ Jewo buru-buru membuka tasnya dan memeriksa bongkahan emas kecilnya tadi. Namun lagi-lagi ia kecewa karena emas-emas kecil itu telah berubah kembali menjadi arang.

Jewo sangat menyesal.

“Orang kerdil itu pasti tahu kalau aku ini serakah. Itu sebabnya aku tidak dapat emas samasekali,” keluhnya.

“Sudahlah, jangan disesali. Yang penting, kini kamu sudah sadar, tidak baik serakah,” nasihat Karko. Ia lalu membagikan sebagian emasnya untuk sahabatnya itu. Persahabatan mereka pun terus berlangsung sampai mereka tua.

Teks: L. Olivia 

Dok. Majalah Bobo